Lebanon, Diterpa Hiperinflasi dan Diguncang Ledakan Besar

ANTARA FOTO/REUTERS/Karim Sokhn/Instagram/Ksokhn + Thebikekitchenbeirut//AWW/dj
T. . . S. Asap membubung ke udara setelah terjadi ledakan, di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) pada gambar yand diperoleh dari rekaman video media sosial.
Penulis: Pingit Aria
5/8/2020, 15.21 WIB

Salah satu harga kebutuhan rakyat Lebanon yang naik adalah sereal, yang biasanya harganya dalam kisaran puluhan ribu rupiah, kini setara dengan Rp 579-615 ribu per kotak. Sedangkan harga sebotol shampo yang tadinya hanya puluhan ribu, kini setara dengan Rp 250-294 ribu.

Secara teknis, nilai tukar pound Lebanon terhadap dolar AS masih dipatok pada 1.507. Namun nilai lira melemah dan diperdagangkan sekitar 9.000 pound per dolar atau kehilangan lebih dari 80% dari nilainya sejak Oktober 2019. 

Masalah hiperinflasi ini diperparah karena penghasilan rakyat yang dibayar lira sementara mayoritas barang dan produk diimpor dari luar negeri.

Lebanon sangat tergantung pada impor sehingga membutuhkan dolar AS untuk melakukan impor, termasuk sekitar 80% dari kebutuhan pangan warga. Pemerintah mengumumkan bahwa mereka masih akan memasok impor gandum, obat-obatan, dan bahan bakar. 

Bagaimanapun, banyak barang kebutuhan pokok menjadi tidak terjangkau bagi kebanyakan keluarga Lebanon. Di Facebook, para ibu berusaha menukar barang-barang di rumah mereka dengan susu formula untuk memberi makan bayi dan makanan pokok lainnya.

Situasi semakin buruk karena pemerintah Lebanon juga memiliki tunggakan, termasuk tagihan medis ke Pusat Medis Universitas Amerika sebesar US$ 150 juta. Ini belum termasuk iuran yang tidak dibayar untuk fasilitas medis swasta yang mencapai US$ 1,3 miliar sejak 2011.

Berdasarkan pengecekan terakhir yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lebanon, seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah personel militer anggota Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil, termasuk keluarga staf KBRI dan mahasiswa.

BACA JUGA

KBRI di Lebanon kemudian menyampaikan imbauan melalui pesan WhatsApp kepada seluruh WNI yang berada di Beirut untuk melaporkan apabila berada dalam situasi tidak aman. Selain itu, pihak kedutaan juga telah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian Lebanon dan meminta laporan apabila ada perkembangan mengenai kondisi WNI.

Halaman: