Pertama Kali sejak Juni, Australia Catatkan Nihil Kasus Baru Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Sandra Sanders/nz/cf
Seorang Petugas Layanan Perlindungan (PSO) berbicara dengan seorang warga di Melbourne setelah menjadi kota pertama di Australia yang mewajibkan memakai masker pelindung di tempat umum sebagai upaya membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), Australia, Kamis (23/7/2020).
Penulis: Happy Fajrian
1/11/2020, 19.34 WIB

Australia mencatatkan nihil tambahan kasus baru Covid-19 pada Sabtu (31/10) untuk pertama kalinya sejak 9 Juni 2020. Capaian ini menjadi catatan penting dalam upaya negara kangguru dalam upayanya melawan virus corona dan membuka jalan untuk pelonggaran karantina wilayah alias lockdown.

Ibu kota Negara Bagian Victoria, Melbourne untuk hari kedua secara berturut-turut mencatatkan nihil penularan Covid-19. Negara bagian ini merupakan episentrum Covid-19 di Australia yang menyumbang lebih 90% dari total 907 kematian di seluruh Australia.

Namun sejak mengakhiri karantina wilayah ketat (lockdown) selama 112 hari pada Selasa (27/10), kota berpenduduk 5 juta jiwa ini hanya mencatatkan 7 kasus baru Covid-19.

“Informasi baru dari National Incident Centre – hari ini nihil kasus penularan di seluruh Australia. Pertama kalinya sejak 9 Juni. Terima kasih kepada semua petugas kesehatan kami yang luar biasa, dan tentu saja kepada rakyat Australia,” tulis Menteri Kesehatan Greg Hunt melalui Twitter, dikutip CNN, Minggu (1/11).

Sedangkan di seluruh Negara Bagian Victoria, jumlah kasus aktif Covid-19 terus mengalami penurunan selama 30 hari terakhir. Bahkan jumlah kasus baru di negara bagian ini sejak 13 Oktober dapat dipertahankan di bawah 10 kasus.

Keberhasilan tersebut berkat serangkaian langkah yang cepat dan tepat, yang  didukung kepatuhan masyarakat, sehingga berperan penting dalam mengendalikan pandemi sebelum membuat sistem kesehatan publik Australia kewalahan.

Survei Ipsos baru-baru ini oleh surat kabar The Age dan Nine News menunjukkan bahwa masyarakat Victoria mendukung penanganan pandemi oleh otoritas negara bagian itu.

Kepala Dinas Kesehatan Victoria Brett Sutton pada Minggu mengisyaratkan bahwa negara bagian tersebut kemungkinan akan lebih melonggarkan pembatasan pergerakan masyarakat dalam beberapa hari ke depan, namun mendesak masyarakat untuk terus mematuhi panduan.

"Kelonggaran apa yang akan diterapkan pastinya akan diinformasikan mungkin pekan ini. Melihat 50 ribu kasus baru dalam sehari di Perancis, dan Belgia yang mengirim pasien ke luar negeri karena sudah sangat kewalahan - itulah apa yang bakal kita hadapi jika kita tidak mampu mengatasinya," kata Sutton seperti dikutip Reuters.

Australia mengonfirmasi hanya lebih dari 27.500 kasus sejak awal pandemi, sebab negara itu langsung menutup perbatasan internasional dan memberlakukan pembatasan sosial serta memperbanyak pengujian dan penelusuran kasus.

Pada Jumat (30/10) pemerintah Australia telah memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Amerika Serikat (AS), terkait risiko kekerasan aksi protes dan tentunya Covid-19.

2.696 Tambahan Kasus Baru di RI, Terendah Sejak Agustus

Sementara itu Indonesia mencatatkan tambahan kasus baru terendah sejak 26 Agustus 2020, yakni sebanyak 2.696 kasus. Meski demikian turunnya tambahan kasus baru tersebut bisa jadi karena angka pengujian yang lebih rendah.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tambahan 2.696 kasus baru hari ini berasal dari pemeriksaan 17.971 orang penduduk dengan total yang diperiksa sebanyak 2.899.414 orang. Sedangkan jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 23.208 dengan total 4.540.947 spesimen diperiksa.

Padahal sebelumya, pada Sabtu (31/10) pemerintah memeriksa 27.459 orang dan 29.001 spesimen menggunakan metode polymerase Chain Reaction (PCR).

Dengan masih terjadinya penularan virus corona di dalam negeri, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Menurutnya, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah Gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun. Langkah itu juga akan lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif.

"Kalau kita sudah patuh pada protokol kesehatan, jangan lupa mengingatkan orang lain untuk patuh pada protokol kesehatan," kata Wiku beberapa waktu lalu.

Wiku menyebutkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%.

Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%. Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan