Erick Thohir Sambangi AS, Jajaki Kerja Sama Energi hingga Kesehatan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan pada acara pengukuhan kepengurusan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) periode 2021-2024 di Jakarta, Rabu (7/4/2021). FHCI merupakan wadah pengelola dan praktisi SDM di BUMN yang berkomitmen untuk memacu peningkatan kualitas dan kompetensi SDM di lingkungan BUMN untuk beradaptasi dengan perubahan bisnis yang bergerak dinamis di era VUCA (Volatile, Uncertainity, Complexity dan Ambiguity) dan disrupsi digital ini.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Pingit Aria
12/5/2021, 07.00 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) hingga 11 Mei waktu setempat. Tujuannya pergi ke Negeri Paman Sam adalah untuk menjajaki kerja sama di tiga bidang.

Erick mengatakan, langkah ini menjadi realisasi program BUMN Go Global dengan terus menjalin dan mempererat hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Caranya, melalui kerja sama strategis dengan BUMN-BUMN Indonesia.

"Perjalanan kerja kali ini difokuskan pada tiga bidang, yaitu energi, investasi, dan kesehatan,” ujar Erick melalui siaran pers, Selasa (11/5).

Di bidang energi, ada dua kerja sama yang disaksikan oleh Erick. Ia menyaksikan penandatanganan kesepakatan antara PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk dengan Air Products & Chemical Inc. pada proyek strategis nasional gasifikasi batu bara.

"Kerja sama gasifikasi bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja," kata Erick.

Selain itu, Pertamina juga menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil di bidang Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Kerja sama ditujukan untuk menekan emisi karbon dan upaya meningkatkan pemulihan minyak dan gas di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara.

"Kerja sama dengan ExxonMobil memiliki potensi kerja sama untuk pengembangan riset dan teknologi migas untuk sektor hulu, hilir, energi terbarukan maupun potensi lainnya,” katanya.

Erick mengatakan, kerja sama dengan Air Products dan ExxonMobil ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada produk impor, transformasi ke ekonomi hijau, dan energi baru-terbarukan.

Di bidang kesehatan, Erick fokus menjajaki kerja sama antara Holding Rumah Sakit BUMN Indonesia Healthcare Corporation (IHC) dengan sejumlah institusi kesehatan di Amerika Serikat. Kerja sama itu untuk membangun serta memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.

Simak Databoks berikut: 

Beberapa kerja sama yang disaksikan Erick antara lain dengan pusat perawatan kanker City of Hope National Medical Center, pusat penanganan kesehatan dan kebugaran komunitas lansia University of South Carolina (USC) School of Gerontology, juga pusat praktik klinik, riset, dan pendidikan Mayo Clinic.

“Kami ingin membangun dan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia, juga berinvestasi di Sanur, Bali, yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Kesehatan,” ujar Erick.

Sementara di bidang investasi, bekas pemilik klub sepak bola Internazionale Milano ini melakukan pertemuan dengan beberapa ekuitas swasta yang berbasis di California, Amerika Serikat. Hal itu untuk menarik investasi ke Indonesia melalui Indonesia Investment Authority (INA) Sovereign Wealth Fund.

"Kami memfokuskan pada investasi strategis di program infrastruktur, hal ini disambut baik oleh para calon investor yang kami temui," katanya.

Ia menilai, pandemi Covid-19 membangunkan Indonesia dari tidurnya, karena modal utama Indonesia yaitu pasar yang besar dan sumber daya alam yang melimpah, namun tidak cukup. Menurutnya, Indonesia perlu membangun iklim investasi yang kondusif untuk mendorong dan membangkitkan perekonomian.

Reporter: Ihya Ulum Aldin