Cina Kembali Perang Lawan Covid-19, Jutaan Orang Dilockdown

ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/HP.
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021), atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka oleh Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Cina kini tengah bergulat kembali dengan Covid-19 karena lonjakan kasus varian Delta.
Penulis: Maesaroh
3/8/2021, 10.31 WIB

Gelombang baru Covid-19 di Cina yang dipicu ganasnya varian Delta kini telah menyebar ke 12 provinsi dan 20 kota. Negara Tirai Bambu itu pun memutuskan untuk menerapkan lockdown di  kota Zhuzhou dan melakukan testing kepada jutaan penduduk.

Setelah dinilai sukses meredam badai Covid-19, Cina kini dihadapkan pada gelombang baru penularan Covid-19. Cina melaporkan 328 kasus lokal baru di bulan Juli, atau hampir setara dengan total  kasus pada lima bulan sebelumnya. Pada Senin (2/8), Cina juga melaporkan adanya 55 kasus lokal baru.

Seperti dilaporkan Xinhua dan BBC, gelombang baru Covid-19 mulai menjalar cepat di akhir Juli. Gelombang baru diyakini berawal dari sebuah penerbangan berute Nanjing-Russia. Gelombang ini mulai terdeteksi pada Juli 20 saat sembilan tenaga pembersih bandara Lukou International Airport di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, dilaporkan positif. Deteksi dari bandara inilah yang kemudian menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Pejabat pemerintahan mengatakan cepatnya penyebaran gelombang baru Covid-19 di Cina dipicu oleh varian Delta. Varian yang berasal dari India ini diketahui mampu menyebarkan virus dengan lebih cepat. Penerbangan antar negara juga mempercepat laju penyebaran varian Delta.

Setelah itu, sejumlah kasus demi kasus baru dilaporkan. Nanjing melaporkan adanya 215 kasus local sejak klaster terbaru terdeteksi pada 20 Juli lalu.
Untuk memutus penyebaran, kota Nanjing sudah melakukan testing secara besar-besaran sejak Senin (26/7). Kebijakan lebih ketat juga dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran varian Delta.  Provinsi Jiangsu sudah membatalkan semua penerbangan dari dan ke Lukou International Airport sejak Jumat (30/7).  Pemerintah kota terseut juga sudah meminta informasi siapa-siapa saja yang telah mengungunjungi Nanjing sejak 6 Juli.


Selain di Nanjing, Cina juga tengah bergulat menekan penularan kasus di Provinsi Hunan. Zhangjiajie, salah satu resort terkenal di kalangan wisatawan mancanegara di Provinsi Hunan, melaporkan adanya penambahan kasus. Pemerintah kota tersebut sudah menutup tempat wisata mulai Jumat (31/7).
Pemerintah Zhangjiajie kini tengah melacak 5.000 orang yang menghadiri pertunjukan di sebuat teater di kota itu. Semua orang yang akan meninggalkan kota tersebut juga harus melakukan tes Covid-19.


Pemerintah Zhuzhou, pusat dari Provinsi Hunan, sudah menerapkan kebijakan lockdown di kota tersebut. Mereka melarang 1,5 juta penduduknya untuk meninggalkan rumah selama tiga hari sejak Jumat (30/7).  Pemerintah juga melakukan testing masal untuk melacak kasus.
"Situasi nya masih suram dan sulit," ujar salah seorang pejavat kota Zhuzhou, seperti dikutip Chanel News Asia.

Wabah juga sudah menyebar ke Beijing di mana sejumlah kasus baru dilaporkan. Pemerintah kota itu sudah memutus jalur transportasi udara dan darat serta memutus semua perjalanan dari kota-kota yang kini melaporkan kasus .

Turis juga sudah dilarang untuk memasuki ibu kota Cina tersebut. Beijing hanya mengijinkan "essential travellers" dengan bukti hasil negatif Covid yang bisa memasuki kota.
Kasus baru juga muncul kembali di kota Wuhan yang merupakan episentrum dari pandemi global. Sebanyak tujuh orang dilaporkan positif padahal sejak Juni kota tersebut melaporkan nol kasus. Cina juga tengah berjuang meredam kenaikan kasus di Zhengzhou, bagian utara Provinsi Henan. Kasus psoitif dikhawatirkan meningkat setelah wilayah tersebut dihantam banjir.