Meski Covid-19 Turun, India Waspadai Gelombang Ketiga

ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas/WSJ/sa.
Seorang pria berbicara di telepon ketika orang-orang berjalan melewatinya di pa yang ramai di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Mumbai, India, Minggu (5/9/2021).
Penulis: Yuliawati
15/9/2021, 10.23 WIB

Grafik kasus Covid-19 di India menunjukkan penurunan. Namun, pemerintah India tetap mewaspadai munculnya gelombang ketiga Covid-19.

Berdasarkan grafik yang dikutip dari Reuters, rata-rata tambahan kasus baru di India 32.962 setiap hari. Angka ini 8% dari rata-rata harian saat puncak Covid-19 pada Mei lalu yang mencapai 400 ribu kasus.

Sejak pandemi merebak di negara itu, jumlah total kasus sudah mencapai  33.289.579 infeksi dan menyebabkan 443.213 kematian.

Meski angka rata-rata kasus baru per harinya sedikit membuat lega, pakar epidemiologi meminta pemerinta India mewaspadai potensi serangan gelombang ketiga.

Pakar epidemiologi India khawatir penurunan tingkat infeksi Covid-19 dan kematian membuat masyarakat menjadi lengah dan tak menganggap lagi penting suntikan vaksin. India telah memberikan 744 juta dosis vaksin atau setara 60% dari 944 juta orang dewasanya untuk suntikan pertama. Adapun dosis lengkap atau suntikan kedua telah diberikan kepada 19% penduduk dewasa.

"Ada kekhawatiran semakin banyak yang ragu dan tak melanjutkan vaksin dosis kedua, sebagian besar mendapat suntikan pertama saat kejadian Covid-19 pada titik terendah," kata salah satu sumber yang dikutip dari Reuters, Selasa (14/9).

Sejumlah besar orang yang melewatkan dosis kedua mereka akan menjadi masalah terutama di daerah dengan jumlah orang yang terinfeksi sebelumnya rendah. Artinya lebih banyak orang dengan antibodi lebih sedikit sehingga komunitas tersebut akan lebih rentan.

Pada gelombang kedua di bulan April dan Mei India mengalami lonjakan kasus yang hebat. Ketika itu rumah sakit utama di New Delhi kehabisan oksigen sehingga banyak pasien yang meninggal.

Pemerintah India juga bersiap mengantisipasi hadirnya gelombang ketiga kemungkinan pada September hingga November. Sejumlah rumah sakit diminta untuk meningkatkan ketersediaan tempat tidur dan oksigen.

Rumah Sakit Ganga Ram juga menambah persediaan oksigen hingga 50% dan memasang peralatan khusus untuk menjaga aliran oksigen. “Mengingat kemungkinan munculnya mutan virus corona, dengan tingkat penularan dan kekebalan yang lebih tinggi, rumah sakit terus mempersiapkan yang terburuk,” kata Satendra Katoch, direktur medis Rumah Sakit Ganga Ram.

Seorang perwakilan produsen oksigen Linde, Moloy Banerjee, mengatakan akan meningkatkan produksi oksigen menjadi 15.000 ton per hari. “Sudah ada diskusi dengan pemerintah Delhi sejak gelombang kedua Covid-19. Kami masih meninjau kebijakan dan mencoba melihat apakah itu bisa diterapkan untuk Linde,” kata Banerjee, dikutip dari India.com, Selasa (7/9).

Epidemiolog dari Public Health Foundation of India, Giridhara Babu, mengingatkan pemerintah mengantisipasi lonjakan pasien anak-anak. Hasil studi Giridhara mengungkap bahwa negara bagian Kartanaka berkemungkinan mengalami kenaikan kasus dengan jumlah pasien anak-anak tujuh kali lebih banyak daripada gelombang kedua. “Studi ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk mempersiapkan,” ujar Giridhara dilansir dari India.com.

Kekhawatiran tentang peningkatan kasus pada anak-anak lahir dari pengalaman sebelumnya. Pada Agustus, lebih dari 800 siswa di New Delhi terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu disebabkan oleh pertemuan sekolah secara tatap muka.

Oleh karena itu, para ahli epidemiologi India menyarankan pemerintah untuk membuat peraturan tempat tidur ICU pediatrik yang memadai. Di samping itu, sebisa mungkin melacak anak-anak yang terkena sindrom inflamasi multisistem setelah terkena virus corona.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan