Australia Akan Buka 1.000 Lowongan Kerja untuk Pekerja Indonesia

ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/HP/djo
Australia tengah menghadapi kondisi kekurangan tenaga kerja di sektor perkebunan yang krusial bagi perekonomian negara.
Penulis: Agustiyanti
30/10/2021, 08.26 WIB

"Prioritas kami adalah pekerja migran terampil. Mereka sangat penting untuk negara ini,  setelah itu mereka yang sudah divaksin lengkap serta pelajar internasional yang akan kembali karena  studi mereka," ujar Perdana Menteri Australia Scott Morisson, seperti dikutip dari ChannelnewsAsia.

Tidak diizinkannya turis masuk ke Australia menjadi kabar negatif bagi Australian Tourist Export Council. Asosiasi perdagangan yang mewakili kepentingan industri pariwisata tersebut berharap turis internasional akan kembali ke negara tersebut paling telat Maret.

Sebelum pandemi, turis internasional menghasilkan pendapatan sekitar US$33 miliar per tahun kepada Australia. 

Pandemi membuat kunjungan ke Australia sangat rendah, bahkan berada di titik terendah sejak Perang Dunia II. Pandemi juga berdampak besar terhadap universitas-universitas Australia yang menggantungkan sebagian besar pendapatannya dari pelajar internasional. 

Universitas Australia mulai khawatir pelajar internasional akan mengalihkan studinya ke negara lain.

Menurut data Badan Statistik Australia, pelajar internasional menyumbang sekitar US$37,4 miliar kepada ekonomi Australia pada periode 2019-2020, jumlah tersebut turun dibandingkan pada tahun 2018-2019 yakni US$37,6 miliar. 

Pada 2020, jumlah pelajar internasional yang menuntut ilmu untuk pendidikan tinggi di negara tersebut mencapai 418.168, turun 5.1% dibandingkan tahun 2019. Sementara itu, pada periode 2020-2021, ada sekitar 79.000 imigran terampil yang datang ke Australia. Jumlah itu turun jauh dibandingkan rata-rata selama kurun waktu 2013-2018 yakni 125 ribu.

Halaman: