Belanda Rusuh, Warga Tolak Lockdown di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Twitter @kukicat7
Demonstrasi anti lockdown di Belanda yang berujung rusuh.
Penulis: Happy Fajrian
20/11/2021, 13.26 WIB

Kerusuhan mewarnai sejumlah kota di Belanda seiring warga yang melakukan aksi demonstrasi untuk menolak penguncian wilayah atau lockdown secara total maupun sebagian di negara tersebut, serta menolak kebijakan paspor vaksin Covid-19 atau "corona pass".

Kasus Covid-19 melonjak signifikan d Belanda dalam beberapa hari terakhir. Pada Rabu (17/11) kasus baru di negara ini mencatatkan rekor tertinggi untuk hari ketiga secara berturut-turut dengan lebih dari 20.000 kasus. Kemudian angka itu melonjak menjadi lebih dari 21.000 pada Jumat (19/11).

Lonjakan kasus ini mendorong pemerintah Belanda untuk melarang warga yang belum divaksin datang ke bar, restoran, dan sejumlah tempat publik lainnya, hanya mengizinkan warga yang sudah mendapat vaksinasi penuh atau baru sembuh dari Covid-19.

Pemerintah Belanda juga dilaporkan menerapkan kebijakan paspor vaksin Covid-19 atau "corona pass" dan melarang acara kembang api pada malam pergantian tahun. Saat ini Belanda telah menerapkan penguncian wilayah sebagian (partial lockdown) yang telah berlangsung selama tiga pekan.

Kebijakan ini berarti restoran dan pertokoan harus tutup lebih awal, dan acara olahraga harus dilakukan secara tertutup. Langkah serupa juga diterapkan di negara tetangga, Jerman dan Austria yang menerapkan penguncian wilayah secara penuh dan mewajibkan warganya untuk vaksinasi.

Ratusan warga Belanda memprotes kebijakan pengetatan pembatasan Covid-19 di Rotterdam dan Den Haag. Aksi tersebut berakhir rusuh dengan demonstran yang melempari polisi dengan kembang api dan batu, serta membakar mobil polisi. Simak databoks berikut:

Para pengunjuk rasa di Rotterdam menyuarakan ketidaksetujuan mereka atas proposal pemerintah untuk memperkenalkan "corona pass" bagi mereka yang telah divaksinasi Covid-19 atau yang telah pulih dari penyakit tersebut.

Tujuh orang dilaporkan terluka, dan 20 lainnya ditahan. Polisi pun sempat melepaskan tembakan peringatan, bahkan tembakan ke arah demonstran. “Karena situasinya sudah mengancam nyawa,” kata juru bicara kepolisian Belanda, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/11).

Status darurat pun ditetapkan terhadap kota Rotterdam, dan stasiun utama di kota ini setop beroperasi imbas kerusuhan yang terjadi.

Beberapa video yang diunggah ke media sosial menunjukkan mobil polisi yang terbakar dan perusuh melemparkan batu ke arah polisi di jalan utama kota Rotterdam. Polisi anti huru hara menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran.