Singapura Temukan 2 Kasus Covid-19 Omicron, Sempat Lawatan ke Afrika

Pixabay/Graham Hobster
Singapura
Penulis: Rizky Alika
3/12/2021, 09.57 WIB

Singapura mendeteksi dua kasus impor varian Omicron Covid-19 pada Kamis (2/12).  Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, kedua pasien telah diisolasi.

Salah satunya merupakan penduduk tetap Singapura berusia 44 tahun. Ia tiba di Singapura dari Mozambik, di Afrika bagian selatan yang berbatasan dengan Afrika Selatan, dan sempat transit di Johannesburg.

Hasil tes Covid-19 sebelum dia berangkat dari Mozambik pada akhir bulan lalu (29/11) menunjukkan hasil negatif.

Sedangkan pasien lainnya merupakan wanita Singapura berusia 41 tahun yang datang dari Afrika Selatan. Tes sebelum keberangkatan dari Johannesburg akhir bulan lalu (29/11) menunjukkan negatif Covid-19.

Keduanya tiba di Singapura dari Johannesburg dengan nomor penerbangan SQ479 pada Rabu (1/12).

Reuters melaporkan, pemerintah negeri jiran tengah melacak kontak dengan pasien. Namun Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, tidak ada bukti penularan komunitas.

Sedangkan Channel News Asia melaporkan, kedua pasien dalam masa pemulihan di bangsal isolasi National Center for Infectious Diseases (NCID). Keduanya sudah divaksinasi lengkap, serta memiliki gejala ringan batuk dan tenggorokan gatal.

Mereka telah menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) setibanya di Singapura dan diminta tinggal di rumah sembari menunggu hasilnya. Setelah terkonfirmasi positif corona, mereka dibawa ke NCID.

“Hasil uji PCR mereka mengungkapkan adanya S-gene Target Failure yang mungkin terkait varian Omicron. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional sedang melakukan sekuensing seluruh genom untuk mengonfirmasi varian itu,” kata Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Omicron masuk ketagori varian yang perlu diwaspadai atau Variant of Concern. Ini artinya, varian virus menyebabkan peningkatan penularan, kematian, dan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin

Menurut WHO, Omicron memiliki mutasi virus terbanyak dibandingkan varian virus corona lainnya. Selain itu, varian virus ini memiliki daya penularan yang sangat tinggi dan memiliki peningkatan risiko infeksi ulang.

Ahli Biologi Molekuler Insitut Bioteknologi Molekuler Dr Ulrich Elling mengatakan, varian Covid-19 Omicron diperkirakan lima kali lipat lebih menular dari varian Delta. Selain itu, berpotensi menurunkan efikasi vaksin.

Reporter: Rizky Alika