Peneliti di Amerika Serikat (AS) membandingkan perlindungan vaksin Covid-19 dengan vaksin booster khusus Omicron buatan Moderna Inc terhadap monyet. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan.
Studi itu melibatkan monyet yang divaksinasi Covid-19 dua dosis merek Moderna. Ada yang disuntik vaksin setelah sembilan bulan dan yang mendapatkan vaksin booster khusus Omicron.
Para peneliti menguji berbagai aspek respons imun hewan dan mengekspos mereka ke virus. Hasilnya, "peningkatan yang sebanding dan signifikan dalam menetralisir respons antibodi terhadap semua varian yang menjadi perhatian, termasuk Omicron,” demikian isi laporan yang diunggah di bioRxiv sebelum peer review, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2).
Sedangkan Moderna Inc dan BioNTech/Pfizer Inc mulai menguji vaksin booster khusus Omicron kepada manusia.
Di tengah pengembangan itu, peneliti vaksin di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Daniel Douek menilai bahwa penelitian terhadap monyet terkait efektivitas vaksin booster khusus, sangatlah bagus.
"Ini berita yang sangat, sangat bagus," kata Douek. "Itu berarti tidak perlu mendesain ulang vaksin secara radikal untuk menjadikannya vaksin Omicron."
Menurutnya, efektivitas vaksin umum dan khusus Omicron tidak jauh berbeda karena bersifat reaktif silang. Ini artinya, vaksin dapat mengenali banyak varian berbeda.
Profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College Dr. John Moore mengatakan, hasil penelitian terhadap monyet itu sama dengan vaksin booster Moderna pada varian Beta.
"Mari kita lihat apa yang ditunjukkan data manusia," kata Moore. "Data monyet umumnya cukup prediktif, tetapi Anda akan membutuhkan data manusia."
Namun vaksin khusus Omicron buatan Moderna memasuki tahap pengembangan klinis dalam beberapa minggu ini. "Pada Maret, kami berharap dapat memiliki data untuk dibagikan dengan regulator guna mengetahui langkah selanjutnya," kata CEO Moderna Inc Stephane Bancel pada konferensi daring Wordl Economic Forum, bulan lalu (18/1).
Menurutnya, vaksin itu dikembangkan agar masyarakat cukup melakukan satu kali suntik booster secara tahunan. Ini guna menghindari kemungkinan warga menolak disuntik dua hingga tiga kali saat musim dingin.
Pfizer Inc juga tengah mempersiapkan vaksin Covid-19 khusus Omicron. CEO Pfizer Albert Bourla menyebutkan vaksin corona yang dirancang khusus ini ditargetkan siap pada Maret.
"Kami sudah mulai memproduksi beberapa," kata Bourla dikutip dari CNBC Internasional, bulan lalu (11/1). Bourla mengatakan, vaksin ini juga akan menyasar varian lain.
Sedangkan pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, vaksin Covid-19 yang sudah ada seperti Sinovac dan Sinopharm bisa melindungi seseorang dari sakit parah, rawat inap, dan kematian akibat tertular varian Omicron.
Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud mengatakan, berdasarkan studi laboratorium awal, tiga dosis Sinovac tidak menghasilkan antibodi cukup untuk mencegah infeksi varian baru. Meski begitu, vaksin memiliki tingkat berbeda dalam pencegahan infeksi.
"Namun sejauh ini semuanya mencegah kematian. Kami memprediksi kemampuan vaksin untuk mencegah (penyakit) parah, rawat inap dan kematian akan dipertahankan, ”kata Mahamud seperti dikutip dari South China Morning Post, awal bulan lalu (6/1).