Cina Lockdown Dua Kota Seiring Lonjakan Kasus Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily /aww/sad.
Warga mengantre untuk pengujian asam nukleat di kompleks perumahan saat kasus baru penyakit virus corona (COVID-19) muncul di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Selasa (22/2/2022).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
15/3/2022, 15.43 WIB

Tidak seorang pun dapat meninggalkan kota kecuali dalam keadaan khusus dengan hasil tes negatif yang diperoleh dalam waktu 24 jam sebelum keluar. Komunitas lokal telah membentuk tim pemantau dengan layanan hotline.

Pembatasan aktivitas akan berlaku setidaknya hingga 20 Maret. Kebijakan ini juga berlaku di Shenzen hingga kota terpadat di Tiongkok, Shanghai.

Beberapa penduduk Cangzhou, Beijing selatan juga diminta tetap di rumah setelah adanya laporan sembilan kasus Covid-19.

Pakar penyakit menular ternama di Tiongkok, Zhang Wenhong mengatakan wabah Hong Kong berada di tahap awal kenaikan eksponensial. Masyarakat pun diharapkan optimistis terhadap efektivitas pembatasan aktivitas.

“Selama kita memperlambat (aktivitas), penyebaran virus tidak akan cepat,” katanya.

Zhang mengatakan pembukaan lockdown akan menjadi bencana bagi Tiongkok. Sebab, banyak orang lanjut usia yang belum divaksinasi Covid-19.

Apabila wabah telah diatasi, ia menilai perlunya strategi penanganan corona yang moderat dan berkelanjutan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika