Ekonomi Rusia Belum Jatuh Meski Gagal Bayar Utang

ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Mikhail Metzel/Pool /aww/cf
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah). Rubel Rusia menguat melewati 52 rubel per dolar AS dan mencapai level tertinggi lebih dari tujuh tahun terakhir pada Selasa (28/6) karena kebijakan kontrol modal Rusia dan pajak akhir bulan di tengah sentimen gagal bayar surat utang.
Penulis: Agustiyanti
29/6/2022, 15.33 WIB

Pembayaran yang dipermasalahkan adalah bunga US$100 juta untuk dua obligasi, satu dalam mata uang dolar AS dan satu lagi dalam euro. Keduanya harus dibayar Rusia pada 27 Mei dan memiliki masa tenggang 30 hari, yang berakhir pada Minggu.

"Gagal bayar Rusia sudah ditentukan oleh kegagalan membayar bunga bulan lalu, sebagian besar telah diperhitungkan dan obligasi telah berada di kisaran 10-20 sen untuk waktu yang lama," kata Gabriele Foa, manajer portofolio Global Credit Opportunities Fund di Aljabar. 

Ia tidak melihat kreditur  akanmengatur dan mengadakan pembicaraan untuk restrukturisasi segera. Pembicaraan tersebut kemungkinan tidak mungkin dilakukan di tengah ketegangan politik.

Namun demikian, Kementerian keuangan Rusia mengatakan telah melakukan pembayaran ke National Settlement Depository (NSD)  dalam euro dan dolar. Mereka menambahkan bahwa pihaknya telah memenuhi kewajiban.

Dalam panggilan telepon dengan wartawan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan fakta bahwa pembayaran telah diblokir oleh clearing house Euroclear karena sanksi Barat terhadap Rusia. “Ini bukan masalah kami".  Ujarnya. 

Sementara itu, Euroclear tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan pernyataan.

Sumber Reuters menyebut, beberapa pemegang obligasi Taiwan belum menerima pembayaran pada Senin (26/6). Tanpa batas waktu pasti yang ditentukan dalam prospektus, pengacara mengatakan Rusia mungkin memiliki waktu hingga akhir hari kerja berikutnya untuk membayar para pemegang obligasi. 

Lembaga pemeringkat kredit biasanya secara resmi akan menurunkan peringkat kredit suatu negara untuk mencerminkan default jika terjadi kondis superit Rusia. Namun, ini tidak berlaku dalam kasus Rusia karena sebagian besar lembaga tidak lagi menilai negara tersebut.

Kelompok perdagangan pasar berkembang EMTA merekomendasikan agar obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia harus diperdagangkan tanpa bunga yang masih harus dibayar.

Obligasi Rusia telah diterbitkan dengan berbagai persyaratan yang tidak biasa, dan tingkat ambiguitas yang meningkat karena Moskow sebelumnya pernah menghadapi sanksi atas pencaplokan Krimea pada 2014 dan insiden keracunan di Inggris pada 2018.

Rodrigo Olivares-Caminal, ketua hukum perbankan dan keuangan di Queen Mary University di London, mengatakan diperlukan kejelasan tentang apa yang merupakan pembebasan bagi Rusia atas kewajibannya, atau perbedaan antara menerima dan memulihkan pembayaran.

"Semua masalah ini tunduk pada interpretasi oleh pengadilan," kata Olivares-Caminal.

Halaman: