Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, 67, meninggal dunia pada Jumat (8/7) setelah ditembak saat berkampanye untuk pemilihan parlemen. Abe meninggal dunia di RS Nara Medical University pada pukul 17.03 waktu setempat setelah menjalani operasi darurat.
Sebanyak 20 dokter terlibat dalam upaya penanganan pendarahan yang hebat. Mereka mengupayakan segala cara termasuk operasi terbuka, tapi tak dapat menghentikan pendarahan hingga akhirnya Abe meninggal dunia.
"Kami mencoba menanganinya, tetapi sayangnya, dia meninggal pada pukul 17:03," kata dokter Fukushima Hidetada dari Universitas Kedokteran Nara dikutip dari NHK.
Peluru yang menewaskan mantan pemimpin Jepang Shinzo Abe "cukup dalam untuk mencapai jantungnya." Dokter tak menemukan peluru dan memperkirakan peluru menembus jantung melalui luka bekas tembakan di bagian leher.
"Ada dua luka yang diduga merupakan luka bekas tembakan. Ada indikasi, peluru mencapai jantung karena ada pembuluh darah dari leher ke jantung," katanya.
Insiden penembakan terhadap Abe merupakan pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat atau mantan perdana menteri Jepang sejak zaman militerisme sebelum perang di tahun 1930-an.
Rakyat Jepang dan para pemimpin dunia terkejut atas insiden penembakan yang menewaskan Shinzo Abe. Selama ini Jepang dikenal sebagai negara yang jarang mengalami kekerasan politik serta ketatnya kontrol senjata.
"Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan - dasar dari demokrasi kita - dan benar-benar tidak dapat dimaafkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, sembari berjuang untuk menahan emosinya.
Kronologi Penembakan Abe
Abe ditembak di depan Stasiun Yamato Saidaiji pada pukul 11:30 waktu setempat. Ketika itu dia sedang berpidato dalam kampanye pemilihan parlemen di wilayah bagian barat dari kota Nara.
Abe tertembak tiga kali di dada dan leher dari arah belakang. Abe tidak sadarkan diri ketika dia dilarikan ke rumah sakit dan mengalami pendarahan dari dada.
Petugas kemudian mengangkutnya melalui helikopter medis ke Universitas Kedokteran Nara di kota Kashihara, selatan Nara tengah.
Abe tiba di rumah sakit dalam keadaan henti jantung pada pukul 12:20 waktu setempat, menurut dokter di Nara Medical University.
Dalam konferensi pers beberapa jam setelah penembakan, Kishida yang emosional mengkonfirmasi bahwa Abe dalam kondisi kritis dam menjalani perawatan darurat. Saudara laki-laki Abe yang juga Menteri Pertahanan negara itu, mengatakan bahwa dia menerima transfusi darah.
Pelaku Penembakan Abe
Pelaku penembakan Abe merupakan seorang pria bernama Tetsuya Yamagami, 41. Dia mengenakan kaus abu-abu saat menembak Abe dari belakang dengan senjata rakitan.
NHK mengutip pejabat pemerintah yang mengatakan bahwa tersangka pernah menjabat perwira Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga sekitar 2005.
Video dari insiden itu menunjukkan Yamagami melepaskan dua tembakan. Abe mengalami cedera di sisi kanan lehernya akibat tembakan dan mengalami pendarahan di sisi kiri dadanya.
Siswa sekolah menengah yang menyaksikan penembakan itu mengatakan kepada NHK bahwa seorang pria datang dari belakang dan melepaskan dua tembakan.
“Tembakan pertama terdengar seperti bazoka mainan, dan pria itu kemudian mundur setelah yang pertama,” kata seorang siswa. Setelah itu penyerang melepaskan tembakan kedua, dan terlihat sejumlah besar asap putih muncul.