Omicron Masuk Gelombang ke-3, Australia Terapkan Work From Home

ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/HP/djo
Seorang pria dengan masker berjalan dengan anjingnya melewati jalanan kota yang sepi selama diberlakukan penguncian untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19) di Sydney, Australia, Senin (23/8/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
26/7/2022, 11.08 WIB

Adapun, fenomena WFH juga terjadi di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan hasil survei Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan Ipsos pada 2020 menunjukkan rata-rata 52% responden secara global bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19. Kolombia memiliki persentase paling tinggi, yakni 74%. Kemudian, disusul India (73%) dan Afrika Selatan (71%).

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan hasil survei Jobstreet pada 2020, seperti dikutip Katadata, menunjukkan bahwa 46 persen pekerja di Indonesia telah diwajibkan bekerja dari rumah (work from home/WFH) akibat pandemi Covid-19.

Pada survei tersebut, sebanyak 50% responden merasa durasi bekerja lebih panjang selama berada di rumah. Meskipun demikian, para pekerja ternyata banyak yang menyukai konsep kerja remote ini.

Hingga Selasa, 26 Juli 2022, jumlah kasus Covid-19 dalam 7 hari terakhir per 1 juta penduduk akibat virus corona di Indonesia sebanyak 119 orang. Dengan jumlah tersebut, dari angka yang terbesar ke angka terkecil, Worldometer menempatkan Indonesia di urutan ke-27 di Asia. Urutan ini masih bertahan di posisi yang sama dalam sepekan terakhir. Berikut grafik Databoks: 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika