Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku siap berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina. Meski demikian, tawaran ini disambung dingin oleh Ukraina dan negara-negara Barat.
Putin, dalam sebuah wawancara hari Minggu (25/12) mengatakan dirinya siap bernegosiasi untuk mengejar solusi yang dapat diterima seluruh pihak. Namun ia menyerahkan kepada Ukraina apakah ingin perundingan tersebut berhasil.
"Itu terserah mereka (Ukraina), bukan kami yang menolak untuk bernegosiasi, tapi mereka," kata Putin seperti dikutip dari ABC, Senin (26/12).
Dalam kesempatan tersebut, Putin mengatakan dirinya menyerang Ukraina untuk membela kepentingan nasional mereka. Ia menuduh Amerika Serikat dan Barat berusaha untuk meruntuhkan Negeri Beruang Merah.
"Kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami," katanya.
Ia mengatakan bahwa Barat telah memulai konflik di Ukraina pada 2014 dengan menggulingkan presiden Pro Rusia yakni Viktor Yanukovych. Setelah kejadian tersebut, Putin lalu menganeksasi Krimea dari Ukraina.
"Hal mendasar di sini adalah kebijakan lawan geopolitik kita yang ditujukan untuk memisahkan Rusia, Rusia yang bersejarah," katanya.
Sedangkan Ukraina meminta Putin mengakui bahwa dirinyalah yang enggan berdialog untuk mengakhiri perang. Kyiv juga kembali mengingatkan Kremlin untuk bertanggung jawab terhadap invasi tersebut.
"Rusia tidak menginginkan negosasi dan berusaha menghindari tanggung jawab," kata penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak dikutip dari Reuters.
Invasi Rusia ke tetangganya pada 24 Februari lalu telah memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Perang ini juga merupakan konfrontasi terbesar Moskow dengan Barat sejak Krisis Misil Kuba pada 1962 silam.