Korea Utara Uji Coba Rudal Antarbenua Jelang Latihan Militer AS-Korsel
Korea Utara mengonfirmasi telah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15. Mereka menggembar-gemborkan kemampuan 'serangan balik nuklir yang fatal'.
Peluncuran rudal balistik jarak jauh ke laut lepas pantai barat Jepang digelar pada Sabtu sore setelah Korea Utara memperingatkan tanggapan kuat terhadap latihan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.
"Latihan peluncuran ICBM yang mengejutkan adalah bukti nyata upaya konsisten kekuatan nuklir strategis DPRK Korea Utara untuk mengubah kapasitas serangan balik nuklir yang fatal terhadap pasukan musuh," kata kantor berita negara KCNA.
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea atau Democratic People's Republic of Korea.
Saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong mengecam Amerika Serikat karena mencoba untuk mengubah Dewan Keamanan PBB menjadi apa yang disebutnya sebagai ‘alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji’ terhadap Pyongyang.
"Saya peringatkan bahwa kami akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita," kata Kim Yo Jong dikutip dari Reuters, Minggu (19/2).
Penembakan rudal pertama Korea Utara dilakukan pada 1 Januari. Uji coba baru-baru ini dilakukan setelah Pyongyang mengancam akan memberikan tanggapan ‘keras dan gigih’ ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat bersiap untuk latihan militer tahunan.
Latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat itu sebagai bagian dari upaya menangkis serangan Korea Utara.
Kantor berita negara mengatakan rudal itu terbang 989 km selama 4.015 detik, hingga ketinggian maksimum 5.768 km (3.584 mil). ICBM Hwasong-15 pertama kali diuji pada 2017.
Peluncuran itu dipandu oleh Biro Umum Rudal, dilakukan atas perintah ‘siaga tempur senjata darurat’. “Kemudian Kim Jong Un memberikan perintah tertulis,” kata KCNA.
Bendera biro rudal pertama kali terlihat di media pemerintah baru-baru ini. Ini menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin telah membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM baru.
“Bagian penting di sini bahwa latihan itu diperintahkan pada hari yang sama, tanpa peringatan kepada awak yang terlibat,” kata pakar rudal di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Amerika Serikat Ankit Panda.
"Jumlah waktu antara pesanan dan peluncuran kemungkinan akan berkurang dengan pengujian tambahan,” tambah dia.
Analis mengatakan Korea Utara kemungkinan akan melakukan lebih banyak uji senjata, termasuk kemungkinan rudal berbahan bakar padat baru.
Walaupun, program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Pyongyang mengatakan pengembangan senjata diperlukan untuk melawan ‘kebijakan permusuhan’ oleh Amerika Serikat dan sekutunya.