India sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara anggota ASEAN untuk perdagangan lintas batas listrik energi terbarukan. Ini untuk membangun keterkaitan jaringan baik di bawah laut maupun di darat.
Langkah ini akan membantu memperluas penjualan listrik lintas batas oleh India. Saat ini, terdapat interkoneksi lintas batas dengan Nepal, Bangladesh, Bhutan, dan Myanmar, dan ini memfasilitasi transfer daya total sekitar 4.423 mega watt (MW). India juga mempertimbangkan kekuatan perdagangan dengan negara-negara Asia Barat, termasuk Uni Emirat Arab.
Mengutip Financial Express, saat India dalam diskusi lanjutan dengan Singapura untuk menandatangani kesepakatan untuk meletakkan interkoneksi langsung di bawah laut untuk perdagangan energi terbarukan.
Pejabat di Kementerian Energi India juga mengadakan diskusi terpisah dan bersama dengan negara-negara anggota ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Indonesia dan Thailand, pada pertemuan Menteri Energi Bersih G20 yang berlangsung di Goa.
Beberapa putaran diskusi sudah berlangsung, antara lain terkait pembangunan interkoneksi jaringan listrik regional, serta menyiapkan tautan jaringan dengan Myanmar, yang diperkirakan akan memakan waktu empat tahun.
Analis percaya pengaturan yang akan datang dengan negara-negara Asia Tenggara mencerminkan hubungan diplomatik India yang tumbuh di kawasan itu, dan menandakan niatnya untuk menjadi produsen besar energi terbarukan. India, yang saat ini memiliki kapasitas energi terbarukan sebesar 177 giga watt (GW), berencana meningkatkan menjadi 500 GW pada 2030.
Terkait dengan rencana ini, Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB), dalam konsultasi dengan Central Electricity Authority (CEA) dan Central Transmission Utility (CTU), telah menyiapkan laporan proyek yang terperinci.
Selain itu, pemerintah India juga telah melibatkan perusahaan utilitas listrik multinasional asal Prancis, EDF, untuk menyiapkan kerangka peraturan terperinci yang menangani masalah seperti penetapan harga. Perusahaan energi kemungkinan akan menyerahkan laporan tersebut pada akhir tahun.
CEA sendiri telah membentuk komite konsultatif bersama dengan pejabat dari perusahaan transmisi milik negara, yakni Power Grid Corp of India (PowerGrid), untuk menilai infrastruktur yang dibutuhkan dan menghasilkan perkiraan investasi.
"Ini menunjukkan kemampuan India yang berkembang di sektor energi terbarukan, dan menawarkan potensi investasi yang lebih besar di sektor ini," kata Wakil Presiden Investment Information and Credit Rating Agency Vikram V.
Vikram mengatakan, negara-negara ASEAN merupakan konsumen energi terbesar keempat di dunia dan transisi energinya akan sangat penting bagi dunia untuk mencapai netralitas karbon pada 2050. Sementara, pasar energi terbarukan ASEAN diperkirakan tumbuh pada CAGR 7,4% selama lima tahun ke depan.