Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan perekonomian Rusia masih menghadapi angin kencang meskipun IMF telah menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Ekonomi Rusia secara mengejutkan tetap tangguh di tengah gelombang sanksi ekonomi negara-negara Barat dalam kurun waktu hampir dua tahun sejak negara itu melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Pada akhir Januari, Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan lebih dari dua kali lipat proyeksi pertumbuhan ekonomi Rusia tahun ini, dari 1,1% di bulan Oktober menjadi 2,6%.
Meskipun begitu, Georgieva melihat lebih banyak masalah yang akan dihadapi oleh negara berpenduduk sekitar 145 juta jiwa ini. Dalam wawancara dengan Dan Murphy dari CNBC di World Governments Summit di Dubai, Georgieva menjelaskan apa yang ia yakini sebagai pendorong pertumbuhan Rusia dan mengapa angka perkiraan tersebut tidak menceritakan kisah yang sebenarnya.
"Ini adalah ekonomi perang di mana negara berinvestasi dalam ekonomi perang ini. Jika Anda melihat Rusia, hari ini, produksi naik, [untuk] militer, [dan] konsumsi turun. Seperti itulah kondisi Uni Soviet dulu. Tingkat produksi tinggi, tetapi tingkat konsumsi rendah," kata Georgieva kepada CNBC, pada Senin (12/2).
Pengeluaran pertahanan Rusia telah meroket sejak perang dimulai. November lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui anggaran negara yang meningkatkan pengeluaran militer menjadi sekitar 30% dari pengeluaran fiskal. Angka tersebut menunjukkan kenaikan belanja militer hampir 70% pada periode 2023 hingga 2024.
Menurut analisis Reuters, belanja pertahanan dan keamanan akan mencakup sekitar 40% dari total pengeluaran anggaran Rusia tahun ini. Namun, para akademisi memperkirakan lebih dari 800.000 orang telah meninggalkan Rusia. Banyak di antara mereka yang melarikan diri adalah pekerja yang sangat terampil di bidang-bidang teknologi informasi (TI) dan sains.
"Saya benar-benar berpikir bahwa ekonomi Rusia sedang mengalami masa-masa sulit karena keluarnya orang-orang, dan karena berkurangnya akses ke teknologi yang datang dengan sanksi Barat," kata Georgieva.
Meskipun angka pertumbuhan ekonomi Rusia terlihat seperti angka yang bagus, Georgieva menyebut ada cerita yang lebih besar di baliknya, dan hal itu bukan lah cerita yang bagus.