Yordania Bantah Izinkan Pesawat Militer Israel Lewat Negaranya untuk Serang Iran
Yordania menegaskan tidak memberikan izin pesawat militer milik pihak yang berkonflik di Timur Tengah untuk memasuki wilayah udaranya. Israel tak berbatasan langsung dengan Iran, sehingga serangan pada Sabtu (26/10) diduga melewati wilayah udara Yordania.
"Yordania tidak mengizinkan pesawat militer pihak mana pun yang berkonflik di wilayah tersebut untuk menggunakan wilayah udaranya. Kami memantau situasi di wilayah tersebut," kata komando militer seperti dikutip kantor berita Yordania, Petra pada Minggu (27/10).
Pemberitaan tersebut menanggapi laporan media Israel yang menyebutkan bahwa jet tempur Israel diduga melintasi wilayah udara negara-negara Arab dalam perjalanan menuju Iran untuk menyerang wilayahnya.
Kantor berita Iran Fars melaporkan bahwa Israel telah menargetkan sejumlah pangkalan militer di barat dan barat daya Teheran. Pada saat yang sama, kantor berita Tasnim melaporkan bahwa pusat militer Korps Garda Revolusi Isla, yang terletak di barat dan barat daya ibu kota Iran, tidak mengalami kerusakan.
Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan militer di Iran, menghantam sekitar 20 lokasi selama beberapa jam di Ilam, Khuzestan, dan Teheran. Iran menyebut empat tentaranya tewas, tetapi kerusakan yang diakibatkan serangan tersebut masih terbatas.
Markas besar pertahanan udara Iran menegaskan tindakan agresif berhasil dicegat dan dilawan oleh sistem pertahanan udara terpadu negara itu. Namun, Kementerian Luar Negeri mengatakan Iran berhak dan berkewajiban untuk mempertahankan diri terhadap tindakan agresif eksternal setelah serangan di wilayahnya.
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengutuk serangan Israel ke Iran. Ia mengaku sangat khawatir oleh meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan meminta semua tindakan eskalasi di wilayah tersebut dihentikan.
"Guterres mendesak kembali seruannya kepada semua pihak untuk menghentikan semua aksi militer, termasuk di Gaza dan Lebanon," kata juru bicaranya Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
PBB menyerukan upaya maksimal untuk mencegah perang regional habis-habisan dan kembali ke jalur diplomasi.
Sementara itu, Presiden Joe Biden menilai Israel kemungkinan hanya menyerang target militer dalam serangan terhadap Iran, dan berharap itu adalah akhir serangan Israel ke Iran.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett pun mendesak Iran untuk menghentikan serangannya terhadap Israel sehingga siklus pertempuran ini dapat berakhir tanpa eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu, Indonesia mengutuk serangan militer Israel terhadap Iran, dan menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukuman internasional. “Semua pihak juga harus menahan diri semaksimal mungkin dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan serta menimbulkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Indonesia juga menegaskan bahwa pendudukan ilegal Israel di wilayah Palestina merupakan akar permasalahan konflik di Timur Tengah. Indonesia memandang satu-satunya cara untuk menciptakan perdamaian di kawasan adalah mewujudkan negara Palestina yang merdeka dalam kerangka Solusi Dua Negara.
Oleh karena itu, Indonesia menekankan pentingnya Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut guna mengakhiri pendudukan ilegal tersebut. Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan PBB menjalankan tanggung jawabnya sesuai Piagam PBB untuk menghentikan sesegera mungkin semua bentuk kekerasan yang dilakukan Israel, termasuk tindakan genosida terhadap Rakyat Palestina di Gaza dan serangan terhadap pasukan UNIFIL di Lebanon.