Vaksin menjadi harapan untuk menurunkan jumlah kasus Covid-19. Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujuai penggunaannya untuk memunculkan kekebalan komunitas atau herd immunity. Meskipun vaksinasi sudah dilakukan sejak awal tahun tapi masih banyak masyarakat yang mengkhawatirkan efek samping vaksin covid.
Mereka yang pro atau setuju umumnya berpendapat vaksin bagian dari upaya untuk menuntaskan pandemi. Mereka juga meyakini vaksin aman karena sudah melewati serangkaian pengujian sebelum akhirnya diedarkan.
Sedangkan pihak yang tidak setuju atau kontra umumnya meragukan keamanannya. Telebih banyak orang yang mengeluhkan efek samping vaksin covid setelah mengikuti vaksinasi.
Efek Samping Vaksin Corona
Usai vaksinasi Covid-19 memang akan ada efek sampingnya. Namun, efek itu umumnya muncul tidak membahayakan dan berjangka panjang. Berdasarkan penelusuran di laman kesmas.kemkes.go.id, setelah mengikuti vaksinasi setidaknya akan muncul kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI. Beberapa reaksi yang akan muncul terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Reaksi Lokal
Efek samping vaksin corona pertama adalah reaksi lokal. Rekasi ini terdiri atas nyeri, kemerahan, bengkak pada area yang telah di suntik, dan jenis reaksi lokal lainnya seperti selulitis (infeksi bakteri di kulit dan lapisan yang ada di bawahnya). Jangan panik apabila Anda merasakan tersebut. Rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan dapat diatasi dengan melakukan kompres dingin pada area yang disuntik dan meminum obat parasetamol. Apabila efeknya tidak kunjung menghilang, Anda dapat langsung menghubungi petugas kesehatan terdekat.
2. Reaksi Sistemik
Efek berikutnya yang biasanya dirasakan setelah vaksinasi Covid-19 adalah reaksi sitemik. Reaksi ini meliputi demam, nyeri otot seluruh tubuh atau myalgia, nyeri sendi atau atralgia, badan lemah, dan sakit kepala. Walaupun terdengar menyeramkan, tapi efek samping ini masih dapat teratasi dengan penangangan yang tepat.
Situs kesmas.kemkes.go.id menuliskan, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin dengan reaksi ringan sistemik agar mengenakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi menggunakan air hangat, dan minum obat paracetamol sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Untuk mengantisipasi adanya reaksi tersebut, pejugas kesehatan juga biasanya akan meminta penerima vaksin untuk tinggal sejenak di tempat vaksinasi minimal 30 menit atau setengah jam untuk mengetahui perkembangannya. Petugas juga tetep berada di tempat vaksinasi 30 menit setelah penerima vaksin terakhir, untuk memastikan semua yang telah vaksin tidak ada efek samping yang membahayakan.
3. Reaksi Lainnya
Efek samping vaksin Covid-19 lainnya adalah alergi seperi urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, dan syncope (pingsan). Reaksi ini terbilang jarang ditemui pada mereka yang telah menerima vaksin virus corona.
Secara umum reaksi vaksin corona tergolong ringan dan dapat diatasi dengan mengonsumsi parasetamol. Namun, banyak yang masih mempertanyakan apakah reaksi tersebut berlaku semua jenis vaksin?
Ternyata jawabannya tidak. Efek samping vaksin Sinovac dan AstraZenca ternyata berbeda. Apa saja efek samping dari kedua vaksin tersebut? Ini dia penjelasannya.
Efek Samping Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac merupakan vaksin Covid-19 yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif atau sudah mati, yang akan membantu tubuh untuk memicu pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Pemberian vaksin ini akan memunculkan beberapa efek samping yang sebenarnya tergolong ringan, yaitu:
- Rasa nyeri, kemerahan, atau bengkak pada area yang telah di suntik.
- Demam
- Badan akan merasakan lelah
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
Apbila telah menerima vaksin ini dan efek samping yang dirasakan tidak kunjung hilang atau bahkan semakin parah, Anda harus segera menghubungi dokter atau petugas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Jenis vaksin lainnya yang sudah mulai didistribusikan dan digunakan di Indonesia adalah AstraZeneca. Berbeda dengan Sinovac, vaksin ini cukup banyak menuai banyak penolakan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pemberitaan yang kurang tepat mengenai vaksin asal Inggris ini.
AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 yang didalamnya mengandung virus dari hasil rekayasa genetik dan virus flu yang tidak membahayakan. Vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan AstraZeneca dan Universitas Oxford di Inggirs.
Sama halnya dengan Sinovac, AstraZeneca juga memunculkan beberapa efek samping yang akan dirasakan mereka yang disuntik vaksin ini. Untuk efek samping vaksin AstraZeneca terbagi menjadi tiga kategori yakni kategori sangat umum, kategori umum, dan kategori tidak umum. Apa saja efek samping yang masuk dalam ketiga kategori tersebut, berikut penjelasan lengkapnya.
1. Kategori sangat umum
Untuk efek samping yang masuk dalam kategori ini adalah rasa pegal, sakit, badan terasa hangat, efek kemerahan pada tubuh, gatal-gatal, bengkak atau memar pada area yang telah disuntik, merasa lelah, tidak enak badan, menggigil atau merasakan seperti demam, pusing, mual, dan tegang otot.
2. Kategori umum
Efek samping vaksin AstraZeneca yang masuk dalam kategori ini, seperti bengkak pada bagian penyuntikan, demam, muntah-muntah, gejala flu berat, radang tenggorokan, pilek, menggigil, dan batuk-batuk. Efek samping ini dirasakan oleh satu dari sepuluh orang yang menerima vaksin tersebut.
3. Kategori tidak umum
Efek samping vaksin Covid-19 dengan menggunakan vaksin AstraZeneca yang masuk dalam kategori tidak umum, yaitu kepala terasa berputar, hilangnya nafsu makan, sakit perut, pembengkakan kelenjar getah bening, dan keluar keringat berlebihan yang disetai dengan gatal dan munculnya ruam. Efek samping ini terjadi pada satu dari seratus orang yang menerima vaksin ini.
Apabila telah menerima vaksin AstraZeneca, kemudian merasakan efek samping yang tak kunjung hilang bahkan lebih parah, maka Anda harus segera menghubungi petugas kesehatan datau dokter setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Demikian beberapa informasi mengenai efek samping vaksin Covid. Tidak ada salahnya untuk mencari tahu informasi seputar efek samping. Namun, hal-hal tersebut bersifat untuk meyakinkan dan menjadi bahan antisipasi, bukan menjadi alasan untuk enggan melakukan vaksinasi.