Tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) atau disebut juga iles-iles adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh liar di hutan. Dilansir dari situs Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, porang termasuk dalam tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah.
Tanaman porang merupakan tanaman asli Indonesia dan sudah sejak lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan pada zaman penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang guna keperluan bahan pangan dan industri mereka, menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Porang dikenal dengan beberapa nama lokal, tergantung pada daerah asalnya, seperti acung atau acoan oray (Sunda) dan kajrong (Nganjuk). Tanaman ini awalnya ditemukan di daerah tropis dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah beriklim sedang seperti Cina dan Jepang.
Jenis A. onchophyllus awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman (India) lalu menyebar ke arah timur melalui Myanmar, masuk ke Thailand dan Indonesia. Berdasarkan Puslitbang Perkebunan, porang memiliki nilai ekonomi tinggi karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat diolah menjadi bahan pangan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan manfaat porang sebagai berikut.
1. Menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
Olahan tepung glukomanan dari umbi porang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah karena kandungan glukomanan pada umbi tersebut berdasarkan penelitian dalam Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol.11 No. 2 Desember 2014.
Glukomanan memiliki sifat sebagai serat yang mampu menyerap air. Serat tersebut dapat mengikat garam empedu di lumen usus sehingga menghambat proses daur ulang dan garam empedu.
Karena jumlah garam empedu yang sedikit maka akan dikembalikan ke hati. Hal ini akan merangsang hati untuk membentuk garam empedu yang baru dan mengambil kolesterol dari darah sebagai bahan pembentuk garam empedu.
2. Sebagai bahan dasar industri
Menurut Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), porang mengandung glukomanan yang memiliki berbagai sifat yang dapat dimanfaatkan untuk bahan dasar industri pangan, kimia, dan farmasi.
Beberapa contoh penggunaan porang antara lain untuk produk makanan seperti konnyaku dan shirataki. Porang juga digunakan untuk produk kue, roti, es krim, permen, dan sebagainya.
Sedangkan untuk industri kimia, porang digunakan sebagai bahan perekat seperti lem dan cat tembok, pelapis kedap air, penguat tenunan kain, dan bahan pembuat kertas yang tipis dan tahan air.
3. Membantu penyerapan kalsium
Penelitian Balitkabi menyebutkan porang memiliki manfaat kesehatan untuk penyerapan kalsium. Sebagai tanaman dalam famili Araceae, porang mengandung kristal kalsium oksalat dan alkaloid. Asam oksalat adalah senyawa anti gizi yang dapat mengikat kalsium sehingga bermanfaat untuk menyerap kalsium yang penting untuk fungsi saraf dan serat otot.
4. Dapat digunakan sebagai bahan dasar produk makanan
Balitkabi menjelaskan produk makanan dari bahan dasar porang yang paling sering ditemui adalah keripik, tepung porang, dan tepung glukomanan. Pengolahan umbi porang menjadi keripik dan tepung merupakan upaya untuk menginaktivasi enzim yang dapat merusak glukomanan bila disimpan dalam bentuk segar.
Pada pembuatan keripik, umbi porang segar disortasi dahulu dengan memisahkan umbi yang tidak rusak. Kemudian dikupas, dicuci, dan direndam dalam air untuk mencegah terjadinya pencoklatan.
Porang selanjutnya diiris tipis dengan ketebalan 0,5-1,0 cm, lalu direndam dalam larutan garam 5% dengan perbandingan 1 kg umbi porang dengan 3 liter air selama 24 jam. Irisan umbi kemudian bilas dengan air sampai bersih, lalu dijemur selama 2-3 hari (30 jam)atau dikeringkan dengan oven pada suhu 70 derajat celcius selama 16 jam.
Keripik yang sudah jadi dapat dijual sebagai makanan kering atau digiling untuk membuat tepung porang.
5. Membantu menurunkan berat badan
Porang dapat dikonsumsi untuk membantu menurunkan berat badan. Menurut Kithley dan Swanson (2005), mekanisme penurunan berat badan dengan konsumsi glukomanan dari porang berkaitan dengan kemampuannya untuk menyerap banyak air dan membentuk massa yang kental (gel).
Mekanisme tersebut mampu menunda pengosongan lambung dan waktu transit makanan dari lambung ke dalam usus halus berjalan lebih lambat. Kondisi tersebut memberi efek rasa kenyang karena perut terasa penuh.
Konsumsi porang juga mampu mengurangi jumlah energi yang dihasilkan per satuan berat makanan karena total energi porang cukup rendah yaitu 3 kkal/gr. Kedua mekanisme tersebut yang bekerja sama untuk absorbsi gula dan lemak yang lebih rendah sehingga mampu menurunkan berat badan.
Karakteristik Tanaman Porang
Tanaman porang telah diuraikan secara jelas oleh Sumarwoto (2005) dan Perhutani (2013). Karakteristik tanaman porang adalah sebagai berikut.
- Batang tumbuh tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam dengan belang-belang putih tumbuh di atas ubi yang berada di dalam tanah dengan diameter 5-50 mm.
- Tangkai berukuran 40-180 cm x 1-5 cm, halus, berwarna hijau hingga hijau kecoklatan dengan sejumlah belang putih kehijauan (hijau pucat).
- Daun porang adalah jenis daun majemuk berwarna hijau muda sampai hijau tua. Anak helaian daun berbentuk elip dengan ujung daun runcing dan permukaan daun halus bergelombang.
- Pada setiap pohon porang, bagian pertemuan batang dan ketiak daun akan tumbuh bintil berbentuk bulat simetris dan berdiameter 10- 45 mm yang disebut bulbil/katak, yaitu umbi generatif yang dapat digunakan sebagai bibit. Biasanya berkisar antara 4-15 bulbil per pohon.
- Umbi porang merupakan umbi tunggal dengan diameter mencapai 28 cm dan berat 3 kg. Permukaan luar umbi berwarna coklat tua dan bagian dalam berwarna kuning-kuning kecoklatan. Umbi porang berbentuk bulat agak lonjong dan berserabut akar.
- Bunga tanaman porang tersusun atas seludang bunga, putik, dan benangsari. Tangkai bunga panjangnya 25-45 cm, garis tengah 16-28 mm, berwarna hijau muda sampai hijau tua dengan bercak putih kehijauan, dan permukaan yang halus dan licin. Bentuk bunga seperti ujung tombak tumpul, dengan garis tengah 4-7 cm, tinggi 10-20 cm.
- Buang/biji porang memiliki bentuk lonjong meruncing ke pangkal, tinggi 10-22 cm. Setiap tandan mempunyai buah 100-450 biji (rata-rata 300 biji), bentuk oval. Setiap buahnya mengandung 2 biji. Umur mulai pembungaan (saat keluar bunga) sampai biji masak mencapai 8-9 bulan.
- Akar tanaman porang tumbuh dari bagian pangkal batang dan sebagian tumbuh menyelimuti umbi. Pada umumnya, sebelum bibit tumbuh daun, didahului dengan pertumbuhan akar yang cepat dalam waktu 7-14 hari kemudian tumbuh tunas baru.
Demikian pembahasan mengenai manfaat porang untuk kesehatan dan bahan industri.