Daerah Minangkabau mengalami perkembangan dalam bidang seni tari. Sekitar tahun 1920, tari Minangkabau mengalami perkembangan yaitu gerakan lemah lembut. Salah satu tarian yang memiliki gerak lemah lembut adalah Tari Payung. Tarian ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Tari Payung termasuk jenis tari perpaduan tarian khas Melayu Minangkabau. Penyebabnya karena dari segi gerakan penari, pakaian tradisional, dan alat musik pengiring diadaptasi dari suku Melayu.
Tari Payung dahulu digunakan untuk pertunjukan kesenian bernama toneel atau basandiwara. Tari tersebut ditampilkan untuk memperingati hari besar pemerintahan Belanda, ulang tahun sampai hari wisuda.
Awalnya, tari Payung dimainkan oleh laki-laki termasuk pemain alat musik. Kemudian di abad ke-20 tarian ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Tari Payung dilakukan secara berpasangan berjumlah genap. Ada juga yang berpasangan ganjil sebanyak 3 orang.
Properti Tari Payung
Busana Penari
Properti adalah perlengkapan yang digunakan untuk menari. Tak hanya kostum saja, properti terdiri dari perlengkapan panggung dan alat musik. Properti yang digunakan oleh penari laki-laki adalah payung. Sedangkan penari perempuan memakai selendang.
Mengutip dari jakarta-tourism.go.id, penari perempuan memakai baju tradisional Melayu khas Minang. Pakaian khas Melayu Minang yaitu baju kurung (kebaya), kain songket sebagai bawahan, rambut disanggul, mahkota sebagai hiasan kepala (suntiang). Warna mahkota ini kuning keemasan.
Sedangkan penari laki-laki memakai baju lengan panjang yang disebut teluk belanga. Model baju berkerah yang disebut cekak musang. Ada juga bawahan celana panjang, kain songket, dan peci sebagai penutup kepala.
Alat Musik
Ada alat musik internal dan eksternal yang mengiringi tari payung. Alat musik internal berasal dari tubuh penari seperti tepukan tangan dan hentakan kaki. Sedangkan alat musik eksternal adalah iringan musik tradisional.
Alat musik yang dipakai sebagai pengiring tari Payung terdiri dari talempong, akordion, biola, dan gitar. Musik ini menghasilkan irama dan ritme bervariasi yang disesuaikan dengan dengan tarian.
Mengutip dari jurnal Deskripsi Struktur Tari Payung Diiringi Musik Kapulo Pinang Dalam Budaya Etnik Pesisir Di Kota Sibolga, karya Yunita Batubara ada 6 sampai 7 orang yang memainkan musik.
Pemain gendang batapik berjumlah 5 orang, pemain biola 1 orang, pemain akordion berjumlah 1 orang. Terkadang tidak semua alat musik ditampilkan di pertunjukan. Alat musik biola bisa tidak digunakan ketika akordion dipakai.
Berikut penjelasan tentang alat musik pengiring Tari Payung:
1. Gendang Sikambang
Alat musik ini terbuat dari kayu dan bagian atasnya dari kulit kambing. Sedangkan bagian bawah dibiarkan kosong. Gendang Sikambang membutuhkan rotan untuk membuat kulit lebih ketat.
Fungsi alat musik ini dapat memberi tempo dengan cara dipukul. Berbagai variasi pukulan menghasilkan suara berbeda.
2. Biola
Biola adalah alat musik yang menghasilkan nada dengan cara digesek. Ada empat senar yang terdiri dari G-D-A-E yang disetel berbeda satu sama lain. Biola berperan sebagai pembawa melodi untuk tari Payung.
3. Akordion
Akordion sebenarnya alat musik yang dibawa oleh nelayan di Eropa. Pada masa penjajahan, bangsa Eropa mengenalkan alat musik ini di beberapa daerah. Akordion menjadi pembawa melodi dalam memainkan sebuah lagu.
Lagu Pengiring Tari Payung
Lagu Melayu dipakai untuk pengiring tari Piring. Lagu ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang mengadakan perjalanan bulan madu. Mereka bepergian ke sungai Tanang.
Berikut lirik lagu dan artinya:
Babendi-bendi ka sungai tanang aduhai sayang (2x)
Berbendi-bendi ke sungai tanang aduhai sayang
Singgahlah mamatiak singgahlah mamatiak bunga lembayung (2x)
Singgahlah memetik singgahlah memetik bunga lembayung
Hati siapo indak ka sanang aduhai sayang (2x)
Hati siapa tidaklah senang aduhai sayang
Maliek rang mudo maliek rang mudo manari payung (2x)
Melihat orang muda melihat orang muda menari payung
Hati siapo hati siapo indak ka sanang aduhai sayang (2x)
Hati siapa tidaklah senang aduhai sayang
Maliek si nona maliek si nona manari payung (2x)
Melihat si nona melihat si nona menari payung
Pola Lantai Tari Payung
Tari Payung dipengaruhi oleh gerakan tari Melayu. Gerakan ini seperti gerak lenggang, lenggok, dan joget. Sedangkan penari laki-laki diadaptasi dari tarian Minangkabau seperti gerak pencak silat.
Mengutip dari jurnal Eksistensi Tari Payung Sebagai Tari Melayu Minangkabau Di Sumatera Barat, karya Diah Rosari Safrayuda tari Payung membentuk gerakan ilusi. Gerakan ini membentuk huruf S.
Tari Payung membentuk pola lantai garis vertikal, horizontal, lingkaran, dan segitiga. Pola lantai merupakan sebuah pola gerak untuk menghubungkan gerakan dan arah penari.
Makna Tari Payung
Tari Payung menggambarkan sepasang pengantin baru. Mengutip dari tradisi.kemdikbud.go.id, payung yang dipakai merupakan lambang perlindungan suami pada istrinya. Payung ini dipakai ketika hujan dan di bawah panasnya matahari. Tarian ini terkenal di kalangan anak muda Minangkabau.