Beraneka macam mangkuk dari logam ditata Shierilla Pritha Eliza di atas kain putih dan kain berwarna-warni. Ukuran mangkuk tersebut berbeda-beda, ada yang besar, sedang, dan kecil. Setelah semua siap, Shierilla yang saat itu memakai kebaya putih agak longgar duduk bersila sembari menanti peserta Festival Cinta berkumpul untuk mengikuti sesi “Bowl Singing dan Sound Healing” di Omah Petroek, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Pada Sabtu pagi pekan lalu itu dia menatap ke depan, diam, sembari tersenyum tipis.
Setelah selesai sarapan, satu per satu peserta festival menggelar matras yoga di depan Shierilla. Mereka duduk bersila sambil meletakkan tangan di atas paha. Semua peserta menutup mata ketika sesi dimulai.
Shierilla lantas mulai membunyikan mangkuk-mangkuk metal miliknya yang bernama singing bowl di atas panggung. Peserta yang semula duduk kemudian diminta untuk berbaring di atas matras. Dengan getaran singing bowl, Shierilla mengajak mereka buat sadar akan keberadaan masing-masing.
Shierilla adalah seorang terapis suara (sound healer) dari Jakarta. Ia memberikan sound healing setelah belajar selama tiga bulan di International Academy of Sound Healing and Wellness Vibe di India.
“Selain sound healing, saya juga belajar Ayurveda, metode pengobatan tertua di dunia. Di sana diajarkan bagaimana kita menyeimbangkan tubuh dan saya menemukan sound healing jadi bagian dari Ayurveda,” kata Shierilla. “Di Ayurveda memang ada meditasi. Nah, sound healing merupakan salah satu bagian dari meditasi di Ayurveda.”
Dalam terapi suara, kata Shierilla, suara bisa dipakai sebagai sarana untuk memulihkan kesehatan atau mengharmoniskan pikiran dan jiwa. Alat untuk menghasilkan suara bisa bermacam-macam. Shierilla menggunakan singing bowl atau genta Tibet. Akan tetapi, alat musik seperti piano dan gitar juga bisa jadi media sound healing.
Menurut Shierilla singing bowl mempunyai sejarah yang panjang. Alat ini berasal dari Tibet dan dibuat pertama kali oleh biksu untuk tujuan meditasi serta ritual keagamaan. “Para biksu itu lalu pindah ke Napal. Untuk bertahan hidup, mereka menukar singing bowl kepada umat yang ingin memberikan dana. Fungsi alat tersebut pun berubah yakni sebagai hadiah pernikahan dan dipakai buat mendeteksi racun pada makanan,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, manfaat singing bowl berubah lagi. Semakin banyak orang tahu bahwa ia memiliki getaran frekuensi yang setara dengan frekuensi alam. Frekuensi alam berada di 432 Hz. Ketika singing bowl dimainkan, suaranya membantu untuk menyembuhkan penyakit serta mampu menenangkan hati dan jiwa. Tubuh berikut pikiran pun menjadi harmoni dan selaras dengan getaran alam.
Kebanyakan orang yang diterapi mengalami stres. Ketika sadar akan kondisi tersebut, mereka mencari metode yang cocok dan orang yang menyukai suara akan memilih sound healing. Shierilla menggunakan intuisi layaknya seorang musikus ketika bermain singing bowl. Menurutnya, dibandingkan terapi jenis lain, singing bowl memiliki nilai tambah, yakni dapat membuat eseorang masuk ke gelombang theta hingga merasakan keheningan dengan cepat.
Meditasi ada tahapannya. Ketika memasuki meditasi, gelombang otak akan turun dari beta ke alpha, yang bisa merasakan ketenangan tetapi masih bisa berpikir dengan sadar. Kemudian meditasi dengan lebih mendalam lagi akan mengalami fase merasakan keheningan yang begitu dalam.
Di sini dinamakan gelombang theta dan orang yang memasuki gelombang ini akan mengalami sebuah fase penyembuhan. “Tidak semua bisa masuk gelombang ini. Mereka bisa mengalami mental block dan memang perlu latihan,” ujar Shierilla.
Dia pun ingin peserta Festival Cinta merasakan manfaat dari permainan singing bowl. Dengan mendengarkan suara genta Tibet tersebut, ia mengatakan mereka yang datang ke acara barangkali dengan pikiran kalut bisa lebih tenang.
Peserta juga bisa menjadi lebih selaras satu sama lain. Yang sebelumnya tidak saling mengenal akan mencoba untuk mengobrol. Yang datang penuh dengan masalah, ketika mendengarkan singing bowl diharapkan menjadi tak gelisah.
“Buat beberapa orang bisa jadi sangat sulit untuk menjadi tenang tetapi ketika saya mendengarkan suara singing bowl dengan sangat mudah dan cepat saya bisa merasakan ketenangan,” ujarnya.
Shierilla memainkan singing bowl lebih dari 45 menit di sesi “Bowl Singing and Sound Healing”. Langit di atas peserta festival yang berbaring di atas matras tampak mendung. Meski begitu, mereka tetap khusyuk mendengarkan suara dan meresapi omongan Shierilla.
“Sadari napas Anda. Sadari udara dan suara angin yang mengalir melalui hidung Anda. Syukuri kehidupan anda. Syukuri keberadaan Anda. Sekarang inhale dengan lembut ke dalam and exhale dengan lembut keluar melalui hidung. Sembari menarik napas, tariklah seluruh energi dari alam semesta,” katanya.
Shierilla lalu menyuruh peserta festival duduk dalam posisi meditasi. Ia mengajak mereka untuk membuka hati, mengungkapkan welas asih, juga mengembangkan cinta kepada sesama di Festival Cinta. Ia pun menutup sesi usai melafalkan kata-kata dari semesta juga mantra bersama-sama. “Namaste.”