Sinopsis Novel Pulang Tere Liye, Kisah Mengungkap Kejahatan

Unsplash
Ilustrasi, buku novel.
Editor: Agung
15/9/2022, 14.13 WIB

Tere Liye adalah salah satu penulis Indonesia yang karya-karya nya selalu dinantikan para pembaca,  khususnya anak muda. Kepiawaiannya menulis kisah fiksi dengan tema tidak umum membuatnya menjadi salah satu  penulis  yang karya-karyanya selalu bertengger di jajaran novel best seller.

Aktif menulis sejak 2005, Tere Liye telah menulis banyak novel seperti “Hafalan Shalat Delisa” (2005), “Bidadari-Bidadari Surga” (2008), “Rindu” (2014), dan lain-lain. Beberapa diantara novelnya bahkan telah diadaptasi pada film.

Tidak ingin berhenti berkarya, pada 2015 Tere merilis novel yang berjudul “Pulang” Sama seperti karya-karya sebelumnya, ia kembali menghadirkan jalan cerita yang tidak biasa. 

Diterbitkan oleh Jakarta Republika, novel ini mengisahkan tentang petualangan dari tokoh utama untuk mengungkap suatu kasus kejahatan. Sebuah cerita yang mungkin jarang Anda lihat di novel-novel Indonesia.

Dilihat dari premisnya, sudah pasti cerita ini akan menarik perhatian para pembaca. Hal ini terbukti dimana novel ini langsung masuk jajaran novel best seller dan telah terjual sebanyak ribuan eksemplar.

Bila Anda ingin membaca novel dengan kisah yang unik, maka Anda harus segera membaca novel ini. Sebagai permulaan, Anda bisa membaca sinopsis novel Pulang Tere Liye berikut ini.

Sinopsis Novel Pulang Tere Liye

Cerita bermula dari karakter utama bernama Bujang (15) yang digambarkan sangat piawai dalam berburu babi hutan. Kepandaiannya ini membuat Teuke Muda terkesan sehingga ia memutuskan untuk membawa Bujang ke kota dan mengasuhnya layaknya anak angkat. 

Bujang adalah bocah yang pendiam dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Namun, sejak diasuh dan diberikan pendidikan yang layak oleh Teuke Muda, Ia tumbuh menjadi Bujang dewasa yang telah memiliki pekerjaan profesional.

Tidak hanya itu, Ia juga diberikan seorang guru terbaik untuk membantunya mengasah kemampuan bela dirinya. Pada akhirnya, ia pun dijadikan bodyguard oleh Teuku Muda.

Kecerdasan, kekuatan, dan kemampuan bela diri yang dimiliki Bujang membuatnya terlibat dalam misi pemberantasan judi dan mencuri sandi penting yang dimiliki oleh keluarga Mater Dragon. Keberhasilannya dalam menyelesaikan mis membuat Bujang harus pindah ke Ibu kota untuk menyelesaikan misi-misi lain dari Teuke Muda.

Seiring berjalannya waktu, kesehatan Teuke Muda semakin menurun. Sadar akan kondisi kesehatannya, Ia pun sempat menawarkan kepada Bujang untuk menjadi kepala keluarga dan memimpin orang-orang yang selama ini bekerja kepada dirinya. 

Alasannya memilih Bujang karena Teuke Muda sudah merasakan keanehan kepada orang-orang yang bekerja padanya. Selain itu, ia merasa hanya Bujang lah satu-satunya orang bisa dijadikan kepercayaan oleh Teuke Muda untuk menggantikan posisi dirinya. 

Merasa bahwa Teuke Muda telah banyak berjasa dalam hidupnya, Bujang pun memutuskan untuk  terus setia berada di sisi Teuke Muda. Hal ini dibuktikannya  dengan membantu  menangkap para pengkhianat dalam keluarga besar Teuku Muda yang rupanya memiliki dendam masa lalu.

Suatu hari, Bujang mendapat kabar bahwa ibunya pergi dan tak seorang pun tahu kemana ia pergi. Mengetahui hal ini, Bujang sangat ingin segera pulang ke kampung halamanya dan ingin memastikan kebenaran kabar itu. 

Kutipan Novel Pulang Karya Tere Liye

Novel-novel karangan Tere Liye terkenal dengan kutipan nya yang sangat relate dengan kehidupan. Novel “Pulang” juga termasuk ke dalam salah satunya. Berikut ini beberapa kutipan yang diambil dari novel ini.

“Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, kesedihan demi kesedihan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit. Pulang.”

“Semua orang punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapa pun. Urus saja masa lalu masing-masing.”

“Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apapun penilaian kalian. Toh aku hidup bukan untuk membahagiakan orang lain, apalagi menghabiskan waktu mendengar komentar kalian. “

“Saat itu terjadi, kau telah pulang, Bujang. Pulang pada hakikat kehidupan. Pulang, memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan. “

“Ketahuilah, Nak. Hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau tetap memenangkan seluruh pertempuran. “

“Meski semua hal itu adalah kenangan menyakitkan, kita baru merasa kehilangan setelah sesuatu itu telah benar-benar pergi, tidak akan mungkin kembali lagi. “

“Kesetiaan terbaik adalah pada prinsip-prinsip hidup, bukan pada yang lain. Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya.”

“Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apapun kau dengan hari0hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya. Terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah. “