Pemerintah Butuh Dua Tahun Siapkan Pabrik Garam di NTT

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
8/8/2017, 18.59 WIB

Pemerintah membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk menyiapkan pabrik garam nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pabrik garam yang akan disiapkan menggunakan teknologi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang akan memangkas waktu panen dari 15 hari menjadi 4 hari.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan lahan seluas 5.000 hektar telah tersedia, namun masih perlu diperiksa kesiapannya. Kementerian Agraria dan Tata Ruang akan memberikan wewenang lahan kepada pemerintah dan pihak pengelola.

Apabila lahan siap, akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur yang memakan waktu 1,5 hingga dua tahun. Setelah itu, kata Luhut, akan dibangun industri untuk menopang kebutuhan dalam negeri.

"Sekarang studinya dulu, paling cepat selesai 1,5 tahun," kata Luhut usai rapat lintas kementerian membahas mengenai industri garam di kantornya, Jakarta, Selasa (8/8).

(Baca: Pemerintah Pakai Teknologi BPPT Persingkat Produksi Garam)

Pemerintah pun masih perlu menghitung anggaran yang diperlukan untuk pembangunan pabrik garam di NTT. Luhut berharap bulan ini akan selesai proses kalkulasinya. 

Pembangunan pabrik sebagai upaya mengatasi permasalahan kelangkaan dan ketergantungan impor garam.

Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono memperkirakan dengan lahan 5.000 hektar, diperkirakan panen garam sekitar 400 ribu ton per tahun.

"Dengan kapasitas 500 ribu ton setahun saja, itu separuh kebutuhan garam konsumsi nasional," jelas Sigit.

Halaman:
Reporter: Michael Reily