Pemerintah menyebarkan 15 ribu benih kerang mutiara dengan jenis Pinctada Maxima. Penurunan jumlah induk kerang mutiara di alam memicu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan langkah konservasi.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan pengembalian stok kerang mutiara di alam adalah langkah krusial. "Penangkapan yang eksploitatif menggunakan bahan yang merusak lingkungan menyebabkan keberadaan induk kerang mutiara di alam jadi langka sekali," kata Slamet di kantor KKP, Jakarta, Rabu (26/7).
Dua pekan lalu, menurut dia, penebaran 15 ribu benih kerang mutiara berukuran 2 sampai 3 sentimeter dilakukan di Lombok Timur. Dia menyebutkan daerah tersebut adalah habitat asli penghasil mutiara berjenis Pinctada Maxima.
(Baca juga: Selama 2016, Susi Cegah Penyelundupan Ikan Senilai Rp 306 Miliar)
Dia menyebutkan fenomena kelangkaan induk jenis ikan ekonomis seperti kerang mutiara. Pasalnya, banyak perusahaan penyedia benih kerang mutiara mulai kesulitan mendapatkan sumber induk di alam.
Menurut Slamet, KKP akan mendorong perusahaan swasta untuk melakukan penyebaran benih di sentra-sentra kerang mutiara di Indonesia. "Budidaya kerang mutiara tidak bisa terus-menerus mengandalkan eksploitasi sumber pangan dari alam," kata dia.
Dalam penyebaran benih kerang mutiara, sambung Slamet, KKP melibatkan masyarakat lokal lewat Balai Pemuliaan Induk Udang dan Kekerangan (BPIUK) dengan memberikan edukasi untuk memastikan kerang mutiara ditebar untuk dijaga keseimbangan stoknya di laut. Selain itu, dia menyebut langkah ini dilakukan untuk menguatkan peran masyarakat lokal.
(Baca juga: Pemerintah Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp 7 Miliar)
Slamet menegaskan BPIUK juga ditugaskan untuk melakukan persiapan induk unggul kerang mutiara. "Ada 560 ekor calon induk di Lombok dan 300 calon induk di Bali," tambahnya.
Lebih lanjut lagi, Slamet mengaku penebaran benih kerang mutiara, dilakukan juga pengembalian stok untuk ikan-ikan yang hampir punah di alam seperti udang galah, tawes, rajungan, betok, baung, kuan, kepiting, semak, dan gabus. Ikan-ikan tersebut, menurutnya, sudah ditebar di 18 lokasi dengan jumlah 26.500.000 ekor benih.