Anies Mengaku RS di Jakarta Tak Dirancang Terima Ledakan Pasien Corona

ANTARA FOTO/Dewanto Samodro
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo (kanan). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendesak perlunya peningkatan fasilitas kesehatan Jakarta, sebab RS yang ada tidak dirancang untuk menerima ledakan pasien.
16/4/2020, 20.55 WIB

Tak hanya itu, Anies juga meminta dukungan pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan tes Covid-19, baik tes cepat maupun tes swab, agar deteksi dapat dilakukan lebih cepat.

Sebab, hingga Rabu (15/4) setidaknya ada 1.043 jenazah yang dimakamkan menggunakan protol pemakaman pasien korban Covid-19. Dari data tersebut, belum dapat dipastikan apakah seluruhnya merupakan korban Covid-19 atau bukan, karena belum sempat dites atau masih menunggu hasil.

"Dengan melakukan testing kita akan tahu siapa terinfeksi dan siapa tidak lalu bagi yang terinfeksi bisa langsung diisolasi,” ujarnya.

Adapun hingga hari Kamis (16/4), jumlah orang yang terinfeksi virus ini terus bertambah menjadi 5.516 orang. Jumlah pasien yang telah sembuh mencapai 548 orang, sedangkan 496 dinyatakan meninggal dunia.

"Sehingga total (pasien yang sembuh dari virus corona) menjadi 548 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).

Sedangkan dari laman corona.jakarta.go.id, jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 2.670 orang. Dari angka tersebut, 202 dinyatakan sembuh dan 248 telah meninggal dunia.

(Baca: Kasus Corona Bertambah, Anies Siapkan Tempat Isolasi di Tiap Kelurahan)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto