Bantuan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 masih terus berdatangan, tak hanya dari korporasi besar namun juga dari pelaku usaha kecil menengah (UKM). Kali ini, donasi datang dari seorang pembuat kostum dan cosplayer, Lia atau lebih dikenal dengan dengan nama Echow di dunia cosplay.
Gadis berusia 31 tahun yang juga merupakan cosplayer ini, melakukan donasi berupa alat perlindungan diri (APD), khususnya pelindung wajah atau faceshield.
Untuk donasi ini, ia tidak membeli melainkan memproduksi sendiri di workshop miliknya, yakni Echow Costume. Produksi faceshield ini baru ia lakukan sekitar sepekan lalu, namun produksinya telah mencapai ratusan unit.
"Awalnya saya memproduksi faceshield untuk didonasikan ke puskesmas Cipayung, namun kemudian lewat sosial media mulai banyak permintaan faceshield yang masuk. Alhasil, saya pun akhirnya meneruskan produksi faceshield." kata Echow, kepada Katadata.co.id, Senin (13/4).
Kini, faceshield buatannya telah mencapai lebih dari 200 unit dan disebar ke beberapa fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin dan RSUD kembangan, serta beberapa puskesmas di wilayah DKI Jakarta.
Seluruh faceshield yang dikirim ini ia katakan, murni merupakan donasi dan bukan komersial, meski ia mengakui, jika ke depan ada kemungkinan juga memproduksi faceshield secara komersial dan memasarkannya.
(Baca: Katadata dan Tiga Media Galang Dana Bagi Warga Miskin Terdampak Corona)
Echow mengklaim, faceshield buatannya tergolong berkualitas dan sesuai dengan standar kesehatan. Selain itu, meski dikerjakan berdua dengan staf nya, Echow mengaku mendapatkan banyak sumbangan untuk pembuatan faceshield lewat penggalangan dana yang diinisiasi kawannya, melalui Instagram dengan nama BantuBantu.
Melalui donasi yang terkumpul lewatpenggalangan dana, Echow mengatakan, bisa melayani permintaan donasi lebih banyak faceshield. Pasalnya, jika ia harus berdonasi sendiri, ia mengatakan tidak terlalu kuat lantaran modalnya terbatas, sementara untuk memproduksi satu unit dibutuhkan biaya sebesar Rp 20.000.
Awalnya, ia hanya bisa memproduksi 40 unit faceshield dalam satu hari, namun kini dengan bantuan dana dari donasi Bantu Bantu, produksinya mencapai 50 unit dalam satu hari.
"Ke depan selama pandemi Covid-19 saya juga masih akan terus memproduksi faceshield ini, sebab kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan kan masih kurang. Saya prihatin jadi tergerak untuk terus produksi dan donasi," ujarnya.
Terkait dengan kepentingan komersial, melihat pentingnya ketersediaan APD, termasuk di dalamnya faceshield, ia memikirkan untuk produksi secara komersial. Namun, keinginan ini ia katakan, ditunda dulu dan mungkin akan dipertimbangkan kembali manakala pandemi Covid-19 telah berakhir.
"Sekarang fokus dulu donasi, memang sudah ada yang menanyakan soal komersial tapi untuk saat ini saya fokus donasi. Selama masih ada yang donasi (dana), saya bakal dahulukan untuk kepentingan medis ini, tidak komersial," ujarnya.
(Baca: Konglomerat Bagikan Makanan untuk Ojek Online hingga Tukang Sampah)