Harga Minyak Anjlok, SKK Migas Hitung Harga Keekonomian Produksi

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Ilustrasi. Harga minyak mentah Indonesia pada Maret 2020 tercatat sebesar US$ 34,23 per barel, turun 39,5% atau 56,61 per barel.
Editor: Agustiyanti
9/4/2020, 06.47 WIB

Harga minyak mentah Indonesia anjlok imbas pasokan global yang cukup besar. Pangkal sebabnya adalah perang harga antara Arab Saudi dan Rusia dan penurunan permintaan akibat pandemi corona. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi masih menghitung dampaknya ke tingkat keekonomian produksi para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Harga minyak Indonesia (ICP) pada Maret 2020 sebesar US$ 34,23 per barel, turun 39,5% atau US$ 56,61 per barel. Sementara dalam asumsi makro APBN 2020, ICP diproyeksi US$ 60 per barel. 

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan, setiap KKKS memiliki tingkat keekonomian biaya produksi yang berbeda-beda. Ini lantaran ruang lingkup pekerjaan proyek yang juga berbeda.

"Sangat sulit mendapat jawaban pasti, tetapi sesuai dengan keekonomian proyek misalnya IRR dan NPV-nya berapa untuk kondisi tertentu, itu yang terus kita hitung ulang dengan cermat," kata Julius kepada Katadata.co.id, Rabu (8/4).

(Baca: Pertamina EP Pangkas Produksi jika Harga Minyak Indonesia Capai US$ 30)

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan, setiap lapangan migas memiliki biaya produksi yang berbeda-beda bergantung wilayah operasi dan volume produksi. "Tetapi secara umum di atas US$ 30 per barel masih bisa survive," ujar Nanang.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan