Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap Rusia dan Arab Saudi menyepakati produksi minyak dalam beberapa hari ke depan. Dengan begitu, kedua negara dapat mengakhir perang harga minyak.
Trump menyebut industri migas global telah hancur. Sebab, konflik Arab Saudi dan Rusia membuat harga minyak anjlok ke titik terendah dalam 18 tahun.
"Saya pikir mereka akan menyelesaikan itu dalam beberapa hari ke depan. Keduanya tahu mereka harus melakukannya," kata Trump dikutip dari Reuters pada Kamis (2/4).
Trump memang ingin mengembalikan industri minyak sebagaimana seharusnya. Sebab, industri minyak di AS terancam bangkrut.
"Saya pikir saya tahu bagaimana menyelesaikan ini. Kami tidak ingin kehilangan perusahaan minyak besar kami," ujarnya.
Lebih lanjut Trump menyebut perang harga minyak juga bisa berpengaruh buruk bagi Rusia dan Arab Saudi. Oleh karena itu, dia telah berbicara secara terpisah dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas kejatuhan harga minyak.
(Baca: AS Sepakat Bergabung dengan Arab Saudi & Rusia Bahas Harga Minyak)
Selain itu, Trump juga disebut mengundang pemimpin perusahaan minyak ke Gedung Putih. Beberapa media di AS menyatakan pertemuan itu digelar untuk mencari cara membantu industri minyak yang terpukul akibat pandemi virus corona dan perang harga.
Beberapa perusahaan yang disebut hadir dalam pertemuan tersebut yakni, ExxonMobil Corp, Chevron Corp, Occidental Petroleum Corp, dan Continental Resources.
Trump bakal membahas berbagai opsi untuk membantu industri. Beberapa diantaranya yaitu kemungkinan menetapkan tarif terhadap produksi minyak dari Arab Saudi.
Harga minyak dunia memang anjlok sekitar dua per tiga dari nilai tertinggi tahun ini. Pandemi virus corona telah menekan harga minyak karena terpuruknya ekonomi global.
Ditambah tekanan dari Arab Saudi dan Rusia yang membanjiri pasar dengan produksi berlebih. Hal itu menciptakan perang harga minyak.
Trump menyebut perang harga kedua negara merupakan hal yang gila. Untuk mengakhiri konflik tersebut, dia bahkan mengirim utusan khusus ke Riyadh agar Arab Saudi menurunkan produksi minyak.
Arab Saudi berencana meningkatkan produksi hingga 10 juta barel minyak per hari. Keputusan tersebut diambil setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC dan Rusia tidak sepakat memangkas produksi tahun ini.
(Baca: Harga Minyak Bangkit hingga 3% Terdorong Kesepakatan AS-Rusia)