SKK Migas Lengkapi Data Lapangan Migas Demi Tarik Investasi

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas. SKK Migas melengkapi data lapangan migas untuk menarik investor.
12/3/2020, 18.08 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas berupaya melengkapi data lapangan migas dengan teknologi baru. Hal itu untuk menarik investor datang ke Tanah Air. 

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan pihaknya terus mengkaji pengembangan beberapa lapangan eksisting maupun baru. Beberapa cara diantaranya dengan interpretasi seismik dan validasi data produksi. 

"Tentu masih dalam taraf kajian, namun sudah ada yang akan bisa dikerjasamakan dengan technology provider," ujar Julius kepada Katadata.co.id, Kamis (12/3).

Selain itu, SKK Migas bakal memaksimalkan potensi pengembangan lapangan tua. Menurut Julius, ada 13 ribu sumur tua yang akan dievaluasi dan reaktivasi.

Pasalnya, sumur tua mempunyai potensi yang cukup besar. "Sudah kami petakan  lagi untuk menyusun skala prioritas," kata dia. 

(Baca: Harga Minyak Rendah, Pelaku Industri Migas Minta Insentif Fiskal)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong pengembangan lapangan migas dengan menerapkan metode, teknologi, dan konsep baru untuk meningkatkan produksi. Menurut dia, perlu ada upaya eksplorasi baik pada lapangan tua dan baru. 

"Dengan menerapkan metode, teknologi dan konsep baru guna mempercepat produksi minyak," kata Arifin dikutip berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (12/3).

Arifin juga meminta dilakukan pemutakhiran data-data migas agar lebih bisa memberikan gambaran potensi migas yang jelas kepada investor. Selain itu, perlunya reaktivasi dan evaluasi sumur-sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi dengan optimal.

"Segera evaluasi dan reaktivasi kurang lebih 13.000 sumur yang masih under performed misal karena produksi air tinggi, shut-in yang tersebar di Indonesia, untuk dapat kembali diproduksikan," ujar Arifin.

Di sisi lain, menurut dia Indonesia diketahui memiliki potensi 128 cekungan eksisting yang masih perlu dieksplorasi. 

(Baca: Produksi Minyak Hanya 94% dari APBN, SKK Migas Evaluasi Program KKKS)

Reporter: Verda Nano Setiawan