Pemerintah membantah dugaan bahwa Indonesia memiliki kasus virus corona yang tak terdeteksi. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan alat dan tahapan tes yang dilakukan Indonesia untuk mendeteksi virus corona sudah sesuai standar Internasional.
"Apa yang sudah kami kerjakan itu sesuai standar internasional, semua sudah dicek. Peralatan kita sudah di-fixed-kan dengan Kedutaan Besar AS, kita menggunakan peralatan dari Amerika," kata Terawan di Jakarta, Selasa (11/2).
Ia pun mempersilakan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan pihak-pihak lain yang ingin mengetahui prosedur Kemenkes dalam mendeteksi keberadaan virus corona di Indonesia.
"Silakan dari WHO, maupun Amerika, kami persilakan untuk ikut melihat prosesnya dengan alat yang mereka punya. Kami terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi," tambahnya.
(Baca: Wabah Virus Corona, 21 WNI Pulang dari Tiongkok Tanpa Karantina )
Penelitian terhadap virus Corona dilakukan Kemenkes di Laboratorium BSL 3 atau Biosafety Level 3. Laboratorium tersebut juga pernah digunakan untuk meneliti virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome yang disebabkan oleh virus Corona.
"Kami sangat transparan, silakan yang mau memeriksa Laboratorium BSL 3 kami. Negara lain sudah mengakui, WHO sudah mengakui. Kalau ada yang mau survei, riset, dan menduga ya silakan saja, tapi jangan mendiskreditkan suatu negara," tegasnya.
(Baca: Wabah Corona Ancam Ekonomi RI, Jokowi Minta Menteri Percepat Belanja)
Sebelumnya, riset yang dilakukan lima peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Harvard University menunjukkan korelasi positif antara jumlah penumpang yang melakukan perjalanan udara dari Wuhan terhadap meningkatnya kasus corona di negara lain.
Negara-negara yang memiliki penerbangan langsung dari Wuhan diperkirakan terdapat kasus corona dengan lebih dari penghitungan 95 persen interval prediksi atau PI.
Penelitian tersebut merekomendasikan Indonesia dan Kamboja untuk memperketat pengawasan dan pengendalian, untuk memastikan kasus virus corona terdeteksi.