IDI Sebut Belum Ada Obat untuk Anti-virus Corona

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Bandara internasional menggunakan alat deteksi suhu tubuh atau "thermoscan" untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang pesawat internasional untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona.
Penulis: Antara
Editor: Yuliawati
24/1/2020, 15.49 WIB

Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan hingga saat ini belum ada obat yang menjadi antivirus corona yang sedang melanda beberapa negara.

"Belum ada obat antivirusnya," kata dia di Jakarta, Jumat (21/1) dikutip dari Antara.

Ia mengatakan masyarakat yang terserang virus tersebut biasanya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya batuk, pilek, demam panas, sesak napas, dan nyeri otot. Gejalanya tersebut muncul dua hingga 14 hari.

(Baca: Cegah Virus Corona Masuk, Kemenhub Larang Maskapai RI Terbang ke Wuhan)

Meskipun demikian untuk mencegah virus tersebut menyebar, masyarakat disarankan beberapa hal yaitu cuci tangan menggunakan sabun atau air mengalir selama 20 detik atau dengan sanitizer alkohol.

Selanjutnya hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan. Menghindari kontak dengan pasien terjangkit virus, tinggal di rumah apabila sakit, tutup mulut maupun hidung saat bersin.

Ia mengatakan berdasarkan penelitian, kasus yang terjadi di Kota Wuhan Cina, sebanyak 763 orang yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien corona. Awalnya tidak satu pun tertular.

"Awalnya dianggap penularan dari manusia ke manusia tidak ada, namun kemudian telah terjadi penularan dari manusia," kata dia.

(Baca: Kendalikan Wabah Virus Corona, Tiongkok Kucurkan Anggaran Rp 2 T)

Kasus yang terjadi di Wuhan berawal dari masyarakat setempat mengkonsumsi ular. Setelah diteliti, ternyata ular tersebut memangsa kelalawar yang sudah terserang virus corona.

"Dari penelitian yang dilakukan, ular tersebut memangsa kelelawar, kemudian ular itu dimakan manusia sehingga terserang virus corona," ujar dia.

Saat ini, ujar dia, beberapa kota di Cina telah dikarantina sehingga akses transportasi yaitu bus, kereta api, pesawat dan sebagainya tidak boleh keluar. Kalau pun ingin keluar, harus memiliki izin khusus, namun sulit diperoleh.

(Baca: Moeldoko Tegaskan Virus Corona Belum Masuk Indonesia)