Idham Azis, Calon Tunggal Kapolri yang Pernah Lumpuhkan Azahari

Dok. Bareskrim Polri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan nama Idham Azis sebagai calon tunggal kapolri menggantikan Tito Karnavian. Idham saat ini menjabat sebagai kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
Penulis: Hari Widowati
23/10/2019, 15.26 WIB

Pada 9 November 2005, Densus 88 mengepung sebuah vila di Kota Batu, Malang yang menjadi tempat persembunyian terduga teroris. Dalam penyergapan itu, buronan asal Malaysia Dr. Azahari tewas ditembak. Azahari adalah dalang dan pembuat bom dalam serangan Bom Bali II.

Idham juga ikut dalam Operasi Anti-Teror Bakreskrim Poso pada 2005-2007. Tito Karnavian dalam buku yang berjudul Indonesian Top Secret "Membongkar Konflik Poso" menyebut konflik Poso diawali oleh kasus mutilasi terhadap tiga siswi Sekolah Menengah Umum (SMU).

Peristiwa ini membuat masyarakat Poso dan Sulteng resah. Klimaksnya, muncul ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan aparat keamanan. Sampai DPR pun membentuk Panitia Khusus (Pansus) Poso. Kapolri Jenderal Polisi Sutanto memerintahkan kabareskrim untuk membentuk satuan tugas khusus demi membongkar kasus ini.

Tito adalah pemimpin satgas khusus tersebut sedangkan Idham adalah salah satu anggota timnya. Operasi ini berhasil membongkar dan menangkap puluhan tersangka yang menjadi buron. Prestasi yang diraih Idham dalam penanganan kasus Bom Bali II dan operasi di Poso membuatnya dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa.

(Baca: Ari Dono, Pengganti Tito Karnavian yang Sukses Tangani Kasus Besar)

Dari Densus ke Kapolda Metro Jaya hingga Kabareskrim

Setelah menjadi kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88 (Anti Teror) Bareskrim Polri, pada akhir 2008 Idham diangkat menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat. Setahun kemudian ia ditarik menjadi direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Karier Idham terus melejit dari wakil kepala Densus 88/Anti Teror Polri pada 2010 lalu direktur Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim Polri pada 25 Maret 2013. Hanya berselang setahun, Idham ditunjuk menjadi Kapolda Sulteng menggantikan Ari Dono.

Dua tahun bertugas di daerah, Idham kembali ditarik ke pusat sebagai inspektur wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri pada 28 Februari 2016. Masih di tahun yang sama, Idham mengemban tugas baru sebagai kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

Pada 20 Juli 2017, penerima tanda jasa Satya Lencana Kesetiaan 8 Tahun ini ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya ke-37 menggantikan Komjen Pol. Mochamad Iriawan. Sejak 22 Januari 2019, Idham menduduki jabatan Kabareskrim. Ia menggantikan Komjen Pol. Arief Sulistyanto yang ditugaskan menjadi Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.

(Baca: Tito Karnavian Sebut Idham Azis Bakal Jadi Penggantinya di Polri)

Halaman: