Pertamina secara resmi mengintegrasikan proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dengan kilang eksisting Cilacap. Dengan penggabungan tersebut, produksi BBM Pertamina akan lebih berkualitas.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan Kilang Cilacap akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak jenis Gasoline berkualitas standar EURO 4.
“Dengan beroperasinya PLBC, kemampuan produksi produk Pertamax RON 92 Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barel per bulan dari sebelumnya 1 juta barel," ujar Ignatius dalam keterangan tertulis pada Selasa (1/10).
Lebih lanjut Ignatius menyebut beroperasinya PLBC bakal mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan. Sehingga berdampak positif pada upaya pemerintah memperkuat cadangan devisa negara.
(Baca: Jokowi Ingin Kilang Rampung, Pertamina Sudah Jual Obligasi Rp 21 T)
PLBC menelan investasi US$ 392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi revamping unit platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30% menjadi 18,6 MBSD, membangunan unit baru LNHT-Isomerization dengan kapasitas desain 21.5 MBSD, serta pembangunan beberapa unit utilities untuk mendukung unit proses PLBC.
PLBC merupakan lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap. Proyek tersebut dibangun selama empat tahun. Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, dimana lebih dari 70% di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap.
Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif mengatakan Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. "Dengan beroperasinya PLBC yang terintegrasi dengan Kilang Cilacap yang mempunyai kapasitas olah crude sekitar 33,4% dari total kapasitas kilang nasional, maka akan meningkatkan profit Kilang Cilacap” ujar Budi.
(Baca: Pertamina Resmi Terima Hasil Pekerjaan Proyek Langit Biru Cilacap)