Wiranto Klaim Asap Tidak Parah, Aktivis Tuding Kondisinya Sudah Diatur

ANTARA FOTO/FB Anggoro
Seorang penjual koran mengenakan masker medis saat berjualan di tengah asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera hasil pengukuran Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukan sebagian besar daerah di Riau dalam kualitas udara dalam kategori berbahaya karena tercemar asap Karhutla.
19/9/2019, 15.46 WIB

Ia pun menyesalkan rombongan presiden yang tidak menggunakan masker pada saat berkunjung ke Riau. Tindakan itu seakan menyatakan kondisi baik-baik saja. Hal ini dinilai menyinggung perasaan masyarakat lokal. "Ini kan secara tidak langsung menampar masyarakat yang secara langsung terkena Karhutla," ujarnya.

Direktur Eksekutif Sawit Watch Inda Fatinaware berharap masyarakat tidak mudah terjebak oleh pernyataan-pernyataan pejabat negara. Ia menekankan pernyataan harus dilengkapi fakta-fakta dari lapangan.

(Baca: Video: Jokowi Kecewa, Kebakaran Hutan Terjadi Berulang)

Ia pun menyatakan keadaan di lapangan tidak baik-baik saja. Akibat karhutla, masyarakat terpaksa harus menghentikan sebagian aktivitasnya. "Hal ini juga berdampak pada ekonomi yang terhenti serta anak-anak sekolah diliburkan dan tidak mendapatkan haknya untuk belajar," kata dia.

Sebelumnya, dalam konferensi pers, Wiranto mengatakan, kabar mengenai dampak karhutla berbeda dengan realitas yang ditemukan di lapangan. Menurut dia, saat melakukan kunjungan ke wilayah terdampak yakni Pekanbaru, Riau, jarak pandang masih baik.

"Saudara sekalian kemarin ketika saya mengunjungi bersama presiden, antara realitas yang dikabarkan dengan realitas yang ada itu sangat berbeda,"kata Wiranto, kemarin.

Halaman: