PT Pertamina menyebut pihaknya telah mendapatkan izin untuk melepas CO2 dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB). Namun, perusahaan rencananya akan menggunakan CO2 tersebut pada proyek Enhance Oil Recovery (EOR) di Lapangan Sukowati.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu menjelaskan studi untuk proyek Enhance Oil Recovery (EOR) dengan menggunakan CO2 Flooding dari Lapangan JTB memerlukan waktu hingga pertengahan tahun 2020. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak Pertamina.
"Studinya sekarang lagi berlangsung. Masih berjalan. Studinya sampe pertengahan tahun depan," kata Dharmawan saat ditemui di Gedung Komisi VII DPR RI, Rabu (11/9) tengah malam.
(Baca: DPR Mendesak Pertamina Segera Masuk ke Blok Rokan)
Darmawan menjelaskan dari dua metode yang tengah dilakukan studi saat ini, pihaknya akan memilih salah satunya untuk diterapkan pada penerapan proyek EOR di Lapangan Sukowati. Hal ini tentu membutuhkan metode yang matang.
"Nah tinggal nanti metodenya apa, apa tinggal langsung gas nya diinjeksi atau gas CO2 nya dicairkan dulu. Itu ada dua opsi," kata Dharmawan.
Meski demikian, ia masih belum bisa membeberkan angka tambahan produksi dari Lapangan Sukowati jika penerapan proyek tersebut berjalan dengan lancar. Pasalnya, menurutnya, masih terlalu dini untuk membagikan rincian angka tambahan produksinya.
(Baca: Pertamina Sosialisasi Operasi Jelang Pengeboran Jambaran - Tiung Biru)
"Karena Sukowati melalui lumpur, pengeboran udah naik dari enam ribu bopd ke sembilan ribu bopd, luar biasa ya. Ini mudah-mudahan bisa lebih naik lagi, tapi terlalu premature untuk di share sekarang," kata Dharmawan.
Selain pemanfaatan CO2, menurut dia, Pertamina juga memiliki program penghijauan yang merupakan bagian dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek lapangan JTB.