SKK Migas Sebut Pengeboran Proyek Jambaran Tiung Biru Mulai September

SKK Migas
Groundbreaking Jambaran-Tiung Biru (JTB). SKK Migas menyebut pengeboran di
Editor: Yuliawati
16/8/2019, 13.33 WIB

Proyek JTB dikelola oleh Pertamina EP Cepu dengan hak partisipasi sebesar 92% dan sisanya sebesar 8% dipegang oleh Pertamina EP (PEP). Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastuktur Prioritas (KPPIP). Proyek JTB diperkirakan menelan belanja modal (capex) US$ 1,547 miliar.

Pertamina EP Cepu (PEPC) pun mengungkapkan sudah mendapatkan pendanaan senilai US$ 1,85 miliar dari konsorsium 12 bank untuk membiayai Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB). Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, kesepakatan pendanaan ini merupakan salah satu yang terbesar di lingkungan anak Perusahaan Hulu Pertamina.

(Baca: Cara Bojonegoro Hindari Kutukan Sumber Daya Alam )

Sindikasi yang melibatkan 12 bank ini memiliki struktur pembiayaan hybrid yang unik, yaitu menggabungkan pembiayaan konvensional dan pembiayaan syariah di bawah skema trustee borrowing (pinjaman wali amanat). Tiap bagian (tranche), konvensional dan syariah, memberikan fasilitas pembiayaan proyek dengan dua tenor, yaitu 10 dan 15 tahun.

Proyek ini diproyeksikan mulai berproduksi pada 2021 dengan rata-rata produksi gas mencapai 315 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Namun gas yang bisa dijual sebesar 192 mmscfd. Alokasi gas sebesar 100 mmscfd dijual ke PLN untuk kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sisanya akan digunakan untuk memasok kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Halaman: