Pertamina terus mengumpulkan tumpahan minyak yang bersumber dari kebocoran sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ). Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, hingga 14 Agustus 2019, pihaknya telah mengumpulkan tumpahan minyak mencapai 13.890 barel.
Tumpahan minyak tersebut dikumpulkan Pertamina dari perairan pantai utara Jawa sebanyak 6.390 barel dan dari pesisir pantai Karawang sebanyak 7.000 ton atau setara sekitar 7.500 barel. Tumpahan minyak masih akan mengalir ke perairan pantai utara Jawa hingga pesisir pantai Karawang karena Pertamina belum berhasil menutup sumur YYA-1.
Hingga kini Pertamina baru mengebor relief well sampai kedalaman 1680 meter dari target 2743,2 meter. Pengeboran relief well dilakukan untuk menutup sumur YYA1 secara permanen. Pertamina menargetkan pekerjaan penutupan sumur bisa rampung pada bulan depan.
(Baca: Semburan Gas Blok ONWJ Lebih dari Sebulan, ESDM Belum Investigasi)
Sambil menunggu pekerjaan penutupan sumur selesai, Pertamina menambah alat berupa ancer barge atau tandon fluida yang bisa menampung tumpahan minyak langsung dari sumbernya. Langkah ini diharapkan dapat menahan tumpahan minyak tidak sampai mencemari pesisir pantai Karawang.
Dharmawan mengatakan, tandon fluida tersebut akan diletakkan di bawah Anjungan YYA-1. Lancer barge bisa mengumpulkan minyak sebanyak 5.000 liter untuk satu kali penarikan ke kapal dan dilakukan dua kali dalam sehari.
"Ini dilakukan setiap hari untuk mengurangi tumpahan minyak yang jatuh di laut. Nanti akan ditingkatkan bukan hanya dari sisi frekuensi, tapi juga bisa permanen. Ini sesuai filosofi, manage spill saat berada di sumbernya," ujar Dharmawan dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (15/8).
(Baca: Menteri LHK: Tumpahan Minyak Blok ONWJ Sudah Masuk Perairan Serang)