Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendorong pengembangan mobil listrik untuk angkutan massal. Saat ini mobil listrik tengah dalam tahap pengembangan menggunakan platform angkutan kota dan minibus.
"Masih dalam tahap pengembangan di Jawa Barat, platformnya dengan angkot dan mini bus. Kita belum mengarah ke kendaraan personal, misalnya sedan," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Jumain Appe di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (29/7).
Jumain mengatakan bahwa pemberlakuan peraturan pemerintah mengenai mobil listrik akan mendorong percepatan pengembangan kendaraan berbasis elektrik dan pembangunan ekosistem pendukungnya.
(Baca: Bos Softbank Berencana Investasi di Ekosistem Mobil Listrik Indonesia)
Mobil listrik saat ini dikembangkan menggunakan sekitar 40 persen komponen lokal. "Kita sudah melakukan kerja sama antara perguruan tinggi yang mengembangkan kemudian badan usaha, dan juga wilayah-wilayah yang nanti di mana kita kembangkan pabriknya," kata Jumain.
Dia juga menyebutkan adanya keinginan dari Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan mobil listrik secara bertahap.
"Bertahap supaya tidak langsung mematikan perusahaan kendaraan bermotor bensin ini, tapi akan ditransformasi dari bensin ke listrik secara pelan-pelan, supaya industri komponen dalam negeri itu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri komponen kendaraan listrik ini," ujarnya.
Target penggunaan mobil listrik, menurut dia, kemudian akan ditingkatkan sampai 30 persen dari jumlah kendaraan berbasis listrik pada 2035.
(Baca: Perpres Mobil Listrik Beri Kepastian Insentif bagi Pelaku Bisnis)
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengemukakan bahwa peraturan tentang mobil listrik kemungkinan akan keluar di penghujung Juli 2019.
"Satu tentang peraturan presiden mengenai ekosistem industri listriknya. Peraturan pemerintahnya berbagai macam treatment atau perlakuan insentif, seperti PPnBM kemudian jenis kendaraan mendapatkan insentif berdasarkan emisi ada di sana," kata Sri Mulyani di Istana Merdeka, Jakarta (25/7).
Sri Mulyani mengatakan tren penggunaan kendaraan berbasis tenaga listrik meningkat di sejumlah negara di dunia, terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa. Indonesia tidak hanya ingin menjadi pasar tapi juga menjadi pemasok mobil listrik beserta komponennya.
(Baca: Luhut Minta Hyundai Bangun Pabrik Mobil Listrik di Jawa Tengah)