Pengamat Nilai Positif Penerapan Skema Sliding Scale di Proyek Masela

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah) didampingi Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto (kiri) dan CEO Inpex Takayuki Ueda (kanan) memberikan salam usai memberikan keterangan terkait pengelolaan Blok Masela di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
23/7/2019, 21.08 WIB

Pemerintah akhirnya menyetujui revisi rencana pengembangan (POD) Blok Masela yang diajukan Inpex selaku kontraktor. Persetujuan pemerintah tersebut merupakan babak baru setelah 20 tahun tidak ada kepastian terhadap proyek tersebut.

(Baca: Hitungan Manfaat Ekonomi di Balik Kesepakatan Blok Masela Rp 277 T)

Dari proyek tersebut, Indonesia akan menerima sekitar US$ 39 miliar atau setidaknya 50% dari keuntungan yang didapat dari produksi Blok Masela. Selain itu, ada dampak lanjutan proyek Blok Masela seperti pembangunan industri petrokimia.

Pemerintah menargetkan penyerapan tenaga kerja dari proyek tersebut bisa mencapai lebih 100 ribu orang. Sebab, pemerintah meminta Inpex menggunakan tenaga kerja dan lokal dan banyak konten lokal untuk proyek Blok Masela.

Blok Masela direncanakan mulai berproduksi pada 2027. SKK Migas menargetkan produksi gas Blok Masela berupa LNG sebesar 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 mmscfd. SKK Migas mengestimasi nilai investasi untuk proyek tersebut sekitar US$ 19,8 miliar.

(Baca: Inpex Bakal Dapat Pengembalian Dana Operasi Blok Masela Rp 22 Triliun)

Kepastian nilai investasi baru akan diperoleh setelah Inpex menyelesaikan proses final investment decision yang ditargetkan terjadi pada 2022. Untuk mencapai keekonomian proyek, Inpex mendapatkan sejumlah insentif seperti pajak, besaran bagi hasil, dan investment credit

Halaman: