Bekraf Susun Rencana Strategis Ekonomi Kreatif untuk Lima Tahun

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pekerja mengatur waktu jam tangan yang terbuat dari kayu di Cipadung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/2). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada empat hal yang masih harus dibenahi yaitu, pertumbuhan ekonomi kreatif yang belum merata, penyerapan tenaga kerja, usaha informal, dan kendala ekspor.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
23/7/2019, 12.17 WIB

Dia menjelaskan, keunggulan Indonesia adalah sektor ekonomi kreatif. Alasannya, ledakan usia produktif membuat pekerjaan berbagai sektor meningkat. Sehingga, produktivitas masyarakat di sektor yang punya nilai tambah tinggi harus lebih besar.

Ricky menuturkan, pertemuan dan pembahasan strategi ekonomi kreatif adalah pondasi untuk pembenahan dan pencapaian target. Sehingga, lapangan kerja semakin banyak, daya saing meningkat, dan kemandirian makin kuat.

Bekraf pun menghimpun usulan dengan identifikasi potensi, peluang, kendala, hingga rekomendasi yang disampaikan oleh perwakilan dari masing-masing subsektor. Sardono W. Kusumo sebagai perwakilan seni pertunjukan meminta penguatan ekonomi kreatif juga berbarengan dengan budaya.

(Baca: Bekraf Beri Ribuan Sertifikat Barista untuk Dorong Bisnis Kopi)

Dengan begitu, monetisasi produk ekonomi kreatif memiliki nilai tambah lebih besar. Apalagi, kunci utama ekonomi kreatif adalah sertifikasi dan hak kekayaan intelektual (HKI).

Halaman:
Reporter: Michael Reily