Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi usai pengumuman rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia meminta TNI dan Polri untuk menindak tegas pelaku kerusuhan yang merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya tidak memberikan toleransi kepada siapapun yang mengganggu keamanan, yang mengganggu proses demokrasi, yang mengganggu persatuan negara yang amat kita cintai, terutama perusuh-perusuh," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5).
Jokowi menjelaskan, ia memiliki kewajiban untuk menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan sebagai kepala negara. Ia mengingatkan, bulan Ramadan seharusnya menjadi momen masyarakat untuk berbuat baik. Apalagi, Indonesia mengedepankan demokrasi.
(Baca: Wiranto: Pelaku Demontrasi Rusuh Diduga Preman dan Dibayar Rp 6 Juta)
Jokowi menegaskan tidak akan menyediakan ruang untuk para perusuh. Dia juga tidak memberikan pilihan kepada orang-orang yang mengganggu stabilitas pertahanan.
"TNI dan Polri akan menindak tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," ujar Jokowi.
Menurutnya, Pemilu adalah salah satu langkah yang panjang untuk Indonesia dam permasalahan yang muncul dalam pesta demokrasi pun punya jalur penyelesaian, yakni lewat Mahkamah Konstitusi (MK).
Jokowi pun mengungkapkan apresiasinya kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno yang membawa sengketa Pemilu kepada MK. Ia yakin hakim yang ada di MK bakal menyelesaikan masalah berdasarkan fakta.
Ia juga menjelaskan situasi masih terkendali dan mengajak masyarakat untuk merajut kembali persatuan, persaudaraan, dan kerukunan karena Indonesia adalah rumah bersama. "Situasi masih terkendali, masyarakat tidak perlu khawatir," pungkas Jokowi.
(Baca: Aksi 22 Mei Diduga Ditunggangi, Kapolri Minta Masyarakat Tenang)