Aksi 22 Mei Diduga Ditunggangi, Kapolri Minta Masyarakat Tenang

ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis (kanan), Kadiv humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan KaroPenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal (kedua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/1).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
22/5/2019, 15.33 WIB

"Selain ditujukan kepada aparat keamanan, tujuan dari penggunaan senjata ini adalah, untuk menciptakan martir sehingga publik bisa marah terhadap pemerintah," ujar Tito, di Jakarta, Rabu (22/5).

Ia melanjutkan, penggunaan senjata seperti senapan M4 menurut informasi yang diterima Polri, akan digunakan untuk menembak massa, sehingga tercipta situasi seolah-olah aparat keamanan melakukan tindakan brutal.

Padahal, Tito mengatakan Polri memiliki prosedur sendiri dalam menangani kerusuhan, dimulai dari soft approach sampai hard approach.

Terkait dengan jatuhnya korban jiwa, Tito mengatakan hal tersebut harus diselidiki terlebih dahulu penyebabnya apa. Sebab, bukan tidak mungkin ada senjata-senjata yang masih beredar dan digunakan untuk menciptakan martir, sehingga bisa menggiring opini publik bahwa aparat keamanan telah bertindak sewenang-wenang.

Untuk itu, Tito meminta masyarakat untuk tenang dan tidak menuduh aparat keamanan melakukan tindakan yang brutal.

"Kita punya SOP sendiri, kita punya tahapan-tahapan mulai dari soft sampai hard, ada peraturan Kapolri tahun 2010 yang mengatur soal itu dan setiap jajaran Polri sudah memahami tahapan tersebut," kata Tito.

(Baca: Pemerintah Akan Ungkap Penyelundup Senjata yang Tunggangi Rusuh 22 Mei)

Halaman: