LSI Merinci Lima Hal yang Jadi Kunci Kemenangan Jokowi di Pilpres 2019

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) menyapa pendukung usai memantau hasil hitung cepat di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Penulis: Agung Jatmiko
2/5/2019, 16.17 WIB

Peneliti LSI Denny JA, Adrian Sopa mengatakan ada lima alasan utama terkait kemenangan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin atau Jokowi-Ma'ruf pada pemilu presiden 2019 (Pilpres 2019).

Mengutip Antara, Adrian menyebut kepuasan mayoritas rakyat Indonesia pada kinerja Jokowi menjadi penyebab pertama Jokowi-Ma'ruf lebih unggul dibandingkan paslon nomor 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo-Sandiaga). Adrian menyebut tingkat 'approval rating' Jokowi mencapai 69,5% berdasarkan exit poll 17 April 2019.

"Mereka yang menyatakan tidak puas hanya 25,6%, sementara 4,9% menyatakan tidak tahu/tidak jawab," kata Ardian Sopa dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5).

Lewat angka tersebut, ia menjelaskan artinya kurang lebih 7 dari 10 pemilih yang datang ke TPS menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebagai Presiden.

Kedua, Adiran memandang Jokowi memiliki sejumlah program populis yang diketahui luas dan disukai. Sejumlah program Jokowi yang dikenal luas dan disukai antara lain Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan infrastruktur, dana desa dan beras sejahtera (rastra).

"Program-program ini dikenal rata-rata di atas 70 % dan rata-rata di atas 60% disukai masyarakat," ujar Adrian.

Alasan ketiga menurut Ardian, Jokowi-M'aruf memiliki tiga basis pemilih utama dan loyal, yaitu pemilih minoritas (83,1%), pemilih wong cilik (56,4%) dan pemilih NU (53,8%). Keunggulan Jokowi-Maruf di tiga segmen pemilih tersebut sangat penting karena menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2019.

(Baca: Real Count KPU 58,7%, Jokowi Unggul 10,8 Juta Suara dari Prabowo)

Alasan keempat menurut dia, golput yang proporsional dari pendukung kedua kandidat. Hitung cepat LSI Denny JA menunjukkan bahwa angka partisipasi pemilih mencapai 80,76%, artinya mereka yang tidak menggunakan hak pilih atau golput sebesar 19,24%.

"Keunggulan Jokowi-Maruf yang tidak jauh berbeda dengan survei pra pemilu menunjukkan bahwa golput  pendukung kedua kandidat dimungkinkan terjadi secara proporsional," ujarnya.

Menurut dia, tidak ada pendukung tertentu yang golputnya berbeda signifikan dibanding pendukung lainnya. Sehingga tidak terjadi perubahan signifikan hasil pemilu jika dibandingkan dengan survei pra pemilu.

Terakhir, Ardian mengemukakan kepribadian Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo. Ia menyebut, hampir semua aspek kepribadian, Jokowi dinilai publik lebih unggul dibanding Prabowo.

Aspek kepribadian yang dimaksud Adrian antara lain Jokowi dinilai lebih jujur, pintar, nasionalis dan perhatian terhadap rakyat.

Hasil hitung cepat LSI menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul di 21 provinsi dengan jumlah suara mencapai 55,71%. Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh 44,29% dari 13 provinsi.

Menilik proses real count sementara yang dilakukan KPU, Jokowi-Ma'ruf sementara unggul atas Prabowo-Sandiaga. Jumlah suara yang diraih Jokowi-Ma'ruf pada real count sementara KPU mencapai 56,03%. Sementara, Prabowo-Sandiaga meraih suara 43,97%.

(Baca: Setelah Bertemu Ketum PAN, Jokowi Undang AHY ke Istana Negara)

Reporter: Antara