Film Hit & Run garapan Ody C. Harahap serta ditulis oleh Upi dan Fajar Putra bakal tayang pada 4 Juni 2019. Lima rumah produksi yang berkolaborasi dalam pembuatan film adalah Screenplay Films, Legacy Pictures, Bukalapak Pictures, Nimpuna Sinema, dan CJ Entertainment.
Trailer resmi film pun sudah muncul dalam kanal YouTube Screenplay Films, Jumat, 19 April 2019 lalu. "Serunya aksi laga bercampur komedi tersaji, Hit & Run sebuah film yang wajib tonton saat momen Lebaran," tulis keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Selasa (23/4).
Jajaran actor dan aktris membintangi film ini adalah Joe Taslim, Tatjana Saphira, Chandra Liow, Jefri Nichol, Nadya Arina, serta Yayan Ruhiyan. Hit & Run menceritakan Joe sebagai Tegar Saputra, seorang polisi terkenal yang punya acara reality show sehingga kamera selalu mengikuti setiap aksinya.
(Baca: Tujuh Karya Indonesia Tampil dalam Festival Film Asia Afrika)
Sebagai mantan atlet judo nasional, Joe akhirnya mendapatkan kesempatan sebagai aktor utama film layar lebar. Dia juga bertanggung jawab menjadi produser kreatif dalam film ini. "Penonton dapat menyaksikan perpaduan Joe yang jagoan tapi juga kocak," tulis siaran pers.
Timo Tjahjanto sebagai sutradara The Night Comes From Us yang tayang di Netflix membantu arahan aksi dalam adegan laga. Selain itu, Uwais Team yang didirikan oleh Iko Uwais juga memberikan panduan gerakan dalam koreografi.
(Baca: Film Dokumenter Diary of Cattle Tayang Perdana di Swiss)
Ody juga mengunggah trailer dalam akun resmi Instagram @odyharahap. Video itu pun mendapatkan respons positif dari sineas Indonesia, yaitu Joko Anwar dan Kimo Stamboel.
Tatjana juga mengaku film Hit & Run menawarkan karakter berbeda dari film yang biasa dia mainkan. "Aku sangat tertantang, buat aku penting punya variasi film supaya bisa berkembang dan keluar dari zona nyaman," ujarnya.
(Baca: Film Susi Susanti, Bangunkan Memori Emas Pertama RI di Olimpiade)
Panen Film, Kurang Kru
Film Indonesia semakin menarik perhatian pemirsa. Pada awal tahun ini saja, setidaknya sudah ada lima film nasional yang meraih satu juta penonton. Namun, untuk menggenjot produksi, pelaku industri perfilman tengah menghadapi masalah lain: kekurangan sumber daya manusia.
Sutradara Film Joko Anwar menyebut peningkatan jumlah produksi film setiap tahun tidak seimbang dengan ketersediaan kru. Akibatnya, perebutan awak produksi yang berkualitas menghasilkan daftar tunggu yang panjang. "Kami berebut untuk memesan jasa kru untuk film produksi sampai setahun ke depan," kata Joko beberapa waktu lalu.
(Baca: Gundala, Film Jagoan Karya Joko Anwar yang Tuai Pujian Sebelum Tayang)
Dia menyebutkan, setidaknya ada dua penyebab dunia film Indonesia kekurangan sumber daya manusia. Pertama, pendidikan formal atau informal pada sektor film masih sangat minim. Sekolah film paling banyak ada di Jakarta, tetapi tidak mampu menggaet potensi yang ada di daerah.
Kedua, permintaan masyarakat terhadap film Indonesia semakin meningkat. Menurut dia, penonton film nasional pada 2018 sebesar 44 juta orang. Begitu pula jumlah bioskop semakin melonjak, dari 1.200 layar menjadi 1.700 dalam waktu tiga tahun.