Menurut Erick, masih ada potensi rentang selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga mencapai 10%, mengingat data sampel yang masuk untuk hasil hitung cepat berbagai lembaga survei belum mencapai angka 100%.
Erick juga menyebut selisih kemenangan di atas 6% di banyak negara demokrasi merupakan sebuah prestasi. Erick menilai jarang ada kandidat politik di negara demokrasi lain yang selisih kemenangannya bisa mencapai di atas 6%. Terlebih, jika kontestasi tersebut hanya menghadirkan dua pasang calon seperti di Indonesia.
(Baca: Dampingi Deklarasi Kemenangan Versi Prabowo, Sandiaga Pilih Membisu)
Jika mengacu pada hasil sementara real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) boleh jadi pernyataan Erick mengenai semakin lebarnya rentang selisih suara antara Jokowi dan Prabowo benar adanya.
Pasalnya, berdasarkan hasil sementara real count KPU pukul 19.45, dari progress data yang masuk sebesar 0,81% atau perhitungan suara 6.649 TPS dari total 813.350 TPS, Jokowi-Ma'ruf berhasil meraih 57,49%. Sementara, pasangan Prabowo-Sandiaga meraih 42,51%. Artinya, ada selisih sebesar 14,98%.