Tak Dukung Jokowi dan Prabowo, Kelompok Buruh Serukan Golput

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi demo buruh. Kelompok buruh yang tergabung dalam Komite Politik Alternatif menyuarakan golput dalam Pilpres 2019.
Editor: Yuliawati
8/3/2019, 14.09 WIB

"Kalau sekarang Megawati (Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan) keluarkan instruksi dan diikuti (kader) di bawah," kata dia memberikan perbandingan.

Dia menilai saat ini parpol belum meyakinkan lantaran meletakkan dukungannya pada dua capres dan cawapres yang bertanding. Meski ada partai baru, dia tidak mengetahui pihak yang berada di belakangnya.

"Seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mereka membawa semangat anak muda, tapi tidak berbeda dengan berkoalisi dengan pemerintah sat ini," kata Rizal.

(Baca: Ajakan Golput Lewat Medsos Paling Kencang di Jakarta, Jabar dan Jateng)

Rizal dalam orasinya sempat menyampaikan kesulitan membangun parpol lantaran Undang-Undang Partai Politik Nomor 2 Tahun 2011 mensyaratkan kepengurusan di 100% provinsi, 75% kota dan kabupaten, hingga di 50% kecamatan. Hal ini disebutnya bagian dari cara penguasa mempersulit keberadaan kelompok-kelompok alternatif.

"Jadi hampir mustahil membangun partai," katanya.

Sedangkan Orator dari SGBN yang bernama Sugeng menyampaikan pihaknya dapat mencoblos dua capres tanggal 17 April mendatang. Apalagi dari seluruh parpol, belum ada yang benar-benar hadir dalam mewakili masyarakat. "Harus ada perwakilan alternatif," pekik Sugeng dari mobil komando. 

(Baca: Tertekan Inflasi Tinggi, Upah Riil Buruh Desember 2018 Turun)

Halaman: