Bakrie & Brothers Bangun PLTU Tanjung Jati A Tahun Depan

KATADATA
Bakrie Tower | KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
5/12/2018, 19.30 WIB

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati A di Jepara, Jawa Tengah, bisa dimulai pada Triwulan II-2019 mendatang. Total investasi proyek ini bernilai US$ 2,8 miliar.

Direktur Utama Bakrie & Brother Bobby Gafur Umar mengatakan, pengerjaan proyek ini akan bekerja sama dengan perusahaan asal Malaysia YTL Jawa Energy BV. Melalui kerjasama ini, Bakrie & Brother akan menguasai 20% kepemilikan PLTU dan sisanya 80% dikuasai YTL Jawa Energy.

Adapun, konstruksi akan segera dimulai usai financial close pada awal tahun depan. Lamanya financial close, dikatakan oleh Bobby karena surat jaminan pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, prosesnya sedikit terhambat karena terungkapnya kasus korupsi PLTU Riau-1 beberapa waktu lalu.

(Baca: Utang Susut 44%, Saham Bakrie & Brothers Dikuasai Kreditor Asing)

"Harusnya, financial close rencananya akhir tahun ini. Kalau sampai Desember ini bisa (surat jaminan pemerintah) disetujui, maka financial close bisa kuartal pertama tahun depan," ujar Bobby di hadapan investor dalam rangka public expose yang diselenggarakan di Bakrie Tower, Jakarta, Rabu (5/12).

Bobby mengatakan, sejauh ini, perkembangan proyek ini cukup baik karena proses pembebasan lahan sudah mencapai 99%. Dengan dimulainya konstruksi pada Triwulan II-2019 mendatang, maka Bobby memperkirakan PLTU tersebut dapat beroperasi pada 2022 karena pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun.

Dia menjelaskan, dari nilai investasi senilai US$ 2,8 miliar, sebesar US$ 1,6 miliar merupakan nilai dari konstruksi. Dia berharap untuk dapat berpartisipasi memasok bahan baku seperti pipa dan fabrikasi untuk konstruksi, mengingat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi pada proyek ini. "Seluruh pendanaan, itu seluruhnya partner kita," kata Bobby.

Ditemui di tempat yang sama, Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Amri Aswono Putro belum bisa mengatakan potensi pendapatan perusahaan dari hadirnya proyek PLTU ini. "Diharapkan PLTU ini dapat memberikan pendapatan berulang pada saat mulai beroperasi di tahun 2022 atau 2023," katanya.

Dia menambahkan, listrik yang dihasilkan oleh PLTU ini seluruhnya akan diserap oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero). Dari hasil negosiasi dengan PLN, listrik dari PLTU Tanjung Jati A akan dijual dengan harga 5,5 sen dolar per kWh.

(Baca juga: Awal 2019, Perusahaan Grup Bakrie Mulai Mengebor di Blok Banyumas)