Perluas Pasar Ekspor, Indonesia Perlu Standar Baku Kopi Premium

Junaidi Hanafiah/Anadolu Agency
Perkebunan Kopi Gayo menghadapi masalah produktivitas lahan, yakni hanya menghasilkan sekitar 750 kilogram kopi per hektar. Jauh di bawah perkebunan kopi di Amerika Tengah dan Vietnam yang sudah mencapai 1 ton.
Penulis: Dini Hariyanti
22/11/2018, 19.50 WIB

"Masing-masing negara kemungkinan akan menginginkan kopi premium yang berbeda-beda. Yang pasti, masyarakat Eropa itu termasuk potensial karena budaya minum kopi di sana terutama coffee morning," ujar Andy.

(Baca juga: Sukses Buka Toko Online, Tanamera Coffee Siap Ekspansi ke Singapura

Sementara itu, Pendiri Jaringan Warkop Nusantara Ulil Indraswara sempat menuturkan agar semakin banyak masyarakat menjadi penikmat minuman seduh kopi, warung kopi (warkop) jangan sekadar berjualan melainkan bersosialisasi pula.

Aktivitas sosialisasi yang dimaksud melalui interaksi barista dengan konsumen. Tidak hanya menyajikan minuman tetapi juga menceritakan berbagai hal dalam rantai produksi dan distribusi biji kopi.

"Jualan kopi itu sebetulnya jualan cerita. Mungkin sekarang orang lebih banyak terjebak hanya fokus pada jualan konten saja. Padahal sebetulnya kopi ini budaya, ini kekayaan kita. Unsur budaya itu yang harus kita cari," ujar Ulil.

Halaman: