Boeing Co menerbitkan Buletin Manual Operasional (Operational Manual Bulletin/OMB) yang memberikan panduan prosedur yang harus dilakukan awak pesawat ketika sensor Angle of Attack (AOA) mengalami masalah. Penerbitan buletin tersebut dilakukan untuk merespons temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada pesawat Boeing 737-800 MAX milik Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Dalam pernyataan resmi di situs Boeing.com, perusahaan mengatakan Buletin Manual Operasional tersebut diterbitkan pada 6 November 2018. Indikator AOA digunakan untuk mengetahui posisi hidung pesawat. Jika hidung pesawat terlalu tinggi, pesawat bisa mengalami stall (mati mesin) dan terjatuh.
"Investigasi terhadap penerbangan Lion Air JT 610 sedang berlangsung dan Boeing terus bekerja sama sepenuhnya dan memberikan bantuan teknis atas permintaan tersebut dan arahan pejabat pemerintah yang menyelidiki kecelakaan itu," kata manajemen Boeing dalam pernyataan tertulis.
Boeing mengirimkan tim untuk memberikan dukungan dan bantuan teknis kepada KNKT Indonesia dalam investigasi penerbangan Lion Air JT 610. Boeing juga ikut berduka dengan kecelakaan yang menimpa pesawat Lion Air tersebut. "Kami menyampaikan simpati sepenuh hati kepada keluarga dan orang-orang mereka cintai yang berada di penerbangan tersebut," kata manajemen Boeing.
Boeing akan memberikan bantuan teknis atas permintaan dan arahan pejabat pemerintah yang menyelidiki kecelakaan itu. Sesuai dengan protokol internasional, semua pertanyaan tentang investigasi kecelakaan ini harus diarahkan kepada otoritas investigasi yang bertanggung jawab, yakni Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia.
(Baca: KNKT Juga Temukan Masalah pada Indikator Angle of Attack Pesawat PK-LQP)
Sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, masalah pada indikator AOA pesawat PK-LQP terjadi pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta pada Minggu (28/10). Berdasarkan investigasi KNKT, dalam penerbangan tersebut AOA bagian kiri (pilot) berbeda 20 derajat dengan bagian kanan (ko-pilot). "Ini masih terkait kerusakan penunjuk kecepatan (speed indicator)," kata Soerjanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (7/11).
Sebelum penerbangan Denpasar-Jakarta, pesawat ini sebenarnya telah mengalami dua kerusakan indikator kecepatan. Oleh sebab itu, perangkat seperti sensor AOA diganti. Meski demikian, muncul kendala baru berupa perbedaan derajat posisi di pilot dan ko-pilot. Meski demikian, pilot pada saat itu dapat mengendalikan situasi dan berhasil mendarat dengan selamat di Jakarta.
Oleh sebab itu, KNKT akan kembali mengumpulkan data-data mulai dari mewawancarai teknisi tentang prosedur perbaikan alat. Selain itu, catatan penerbangan hingga perawatan pesawat akan dilihat lagi oleh KNKT. Hal ini dilakukan lantaran setiap penerbangan harus memiliki prosedur troubleshoot (pencarian sumber masalah) sehingga di penerbangan berikutnya tidak ada masalah serupa. KNKT juga memberi rekomendasi kepada Boeing Co soal prosedur penerbangan dengan temuan perbedaan derajat AOA yang dihadapi pilot dan ko-pilot pesawat Lion Air tujuan Denpasar-Jakarta.
(Baca: Sinyal Tak Terdengar, KNKT Tetap Cari Kotak Hitam Lion AIr JT 610)